Menuju konten utama

Syiah Demo di Kedubes AS Kecam Kebijakan Trump Soal Yerusalem

Ahlulbait Indonesia mengecam Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan rencana pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Syiah Demo di Kedubes AS Kecam Kebijakan Trump Soal Yerusalem
Peserta demo protes kebijakan Presiden AS Donal Trumph di depan Kedutaaan Besar Amerika di Indonesia membawa bendera Palestina, Jakarta, Jumat (8/12/2017). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id -

Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) didemo oleh massa Syiah pada Selasa (12/12/2017). Mereka mengecam Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan rencana pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sehari sebelumnya, di tempat yang sama, Forum Barisan Muda Persatuan Islam (FBMPI) juga melakukan demo dengan tuntutan serupa.

Ketua Ahlulbait Indonesia, Hasan Daliel Alaydrus mengatakan, meski dilakukan di hari yang berbeda, kedua organisasi tersebut memiliki tujuan yang sama.

"Kami boleh beda hari, tapi intinya sama dengan satu tujuan yaitu untuk meneriakkan suara orang-orang tertindas, dalam rangka melawan orang dzolim," kata Hasan di depan Keduataan AS Jakarta, Selasa (12/12/2017).

Menurutnya dengan kesadaran membela Palestina, maka bangsa Indonesia akan lebih peka dengan persoalan di negeri sendiri. Hasan menuding sikap Trump tersebut bukan atas nama bangsa AS, tapi karena kepentingan politik.

Trump sebagai komando dari negara besar yang berdaulat, dinyatakan Hasan, telah gagal dalam melanjutkan visi perjuangan Abraham Lincoln, Presiden ke-16 AS yang terkenal memimpin bangsanya keluar dari perang saudara, mempertahankan persatuan bangsa, dan menghapuskan perbudakan.

"Kenapa AS tulis dalam buku sejarah, tapi tidak serius menjalankan amanat dari bapak pendiri bangsa negara mereka yang anti perbudakan?" ujar Hasan.

Menurutnya, AS telah mengingkari janji menjaga perdamaian antara Palestina dan Israel. "Tapi AS harus tahu orang beriman sejati sudah lahir siap untuk memotong tangan-tangan AS yang jahat, yang berlumuran darah, yang ada di seluruh dunia," ucapnya.

Hasan juga mengungkapkan kebahagiannya karena seluruh bangsa di dunia tampil menyuarakan perlawanan terhadap rencana Israel dan AS. Dia pun mengapresiasi sikap Pemerintah Indonesia yang tegas memberikan dukungan terhadap perjuangan Palestina dan menentang Israel dan AS.

"Maka kami bangsa Indonesia tegas dan jelas harus bersama dengan pihak Palestina. Kami bangga punya presiden seperti itu, menunjukan sikap mengecam terhadap Donald Trump yang menyatakan sepihak, menabrak resolusi PBB, menabrak resolusi kemanusiaan dengan mengakui Yerusalem menjadi ibu kota Israel," terangnya.

Aksi yang menurut Hasan diikuti sekitar 2000 orang itu adalah bentuk dukungan terhadap visi Pemerintah Indonesia sejak dahulu berdasarkan amanat UUD 1945 dan Pancasila.

Menurut Hasan, untuk menghentikan tindakan tendensius pemerintah AS menindas Palestina dan mengancam perdamaian dunia, seluruh warga negara perlu menyatukan kekuatan perlawanan.

"Kami sudah muak terhadap Presiden AS. Negara besar, tapi menindas negara kecil, membahayakan perdamaian dunia.

Orang tertindas harus melawan karena enggak sedikit pihak tertindas terus tertindas karena diamnya mereka, diamnya orang-orang baik," ungkapnya.

Hal itu yang menurutnya tengah dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yaitu untuk menggalang suara pembelaan untuk Palestina, yang perlu didukung dan diikuti oleh seluruh warga negara.

"Negara Arab banyak yang suaranya lemah terhadap kejahatan besar AS, tapi kemudian Menteri Luar Negeri kita pergi ke Jordan, Turki untuk menggalang kekuatan agar satu front, satu kubu, satu panggung untuk melawan arogansi AS dan anaknya yang jahat ini, Israel. Mudah-mudahan kita di-ridhoi Tuhan Yang Maha Esa," harapnya.

Satu kompi aparat kepolisian disiagakan untuk mengamankan aksi yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB itu. Meski hujan, aksi berlangsung kondusif dan dalam pengamanannya tidak ada tindakan khusus ataupun pengalihan arus lalu lintas.

Baca juga artikel terkait YERUSALEM atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra