Menuju konten utama

Swiss Tertarik Bangun Pabrik Panel Surya di Indonesia

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, Swiss tertarik untuk membangun pabrik panel surya di Indonesia.

Swiss Tertarik Bangun Pabrik Panel Surya di Indonesia
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard (kanan) saat kunjungan kehormatan di Istana Negara, Jakarta. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/aww/16.

tirto.id - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, Swiss tertarik untuk membangun pabrik panel surya di Indonesia.

"Paling besar minat mereka bangun pabrik PV (photovoltaics/panel surya). Tak hanya sekadar cell listrik, tapi sampai ke hulu manufakturnya misal di silikonnya, di semua tahapan mereka bisa, mau yang besar atau yang hanya mengaliri 100 rumah saja, mereka juga bisa," kata Rida di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Menurut Rida, ketertarikan tersebut disampaikan pihak Swiss melalui wakil Presidennya Doris Leuthard, dalam pertemuannya dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Ia menambahkan, Swiss juga menyanggupi untuk membantu Indonesia mencapai target pemenuhan 23 persen energi nasional dari EBTKE, dengan menawarkan untuk mempersiapkan peralatan dan berbagai kebutuhan lainnya.

"Jadi kalau dilihat mereka pengennya jualan, tapi kita inginnya mereka juga bangun pabrik di sini sehingga ada lapangan kerja dan transfer teknologi serta konsultasi pengembangan energi terbarukan yang cocok buat kita, dan mereka sanggupi itu," ucap Rida.

Kendati demikian, Rida menjelaskan belum ada rencana investasi dalam waktu dekat, karena saat ini kedua belah pihak masih membicarakan peluang-peluang bisnis di sektor EBTKE tersebut.

"Kan masih ngobrol antar pemerintah dan jika sudah MoU dan working group baru pelaksanannya oleh BUMN dan swasta. Mereka juga bilang akan cari patner lokal," tutur Rida. (ANT)

Baca juga artikel terkait EBTKE atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora