Menuju konten utama

Susi Pudjiastuti Didorong Jadi Capres: Harus Bisa Dilirik Parpol

Modal pengalaman, popularitas, dan sifat tegas tak cukup bagi Susi Pudjiastuti bila memang berniat menjadi capres 2024.

Susi Pudjiastuti Didorong Jadi Capres: Harus Bisa Dilirik Parpol
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan pencapaian kinerja dan pengawasan Laut Natuna Utara di Jakarta, Senin (9/9/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz

tirto.id - Nama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti muncul dalam bursa calon presiden (capres) 2024. Susi mendapatkan dukungan dari kelompok yang menamakan dirinya relawan Komunitas Pendukung Ibu Susi (Kopi Susi).

Peneliti Bidang Politik The Indonesian Institute (TII) Ahmad Hidayah tak heran dengan munculnya nama Susi Pudjiastuti dalam bursa capres 2024.

“Bagi saya, hal ini tidak mengherankan. Susi Pudjiastuti sudah memiliki nama, yang jelas berarti popularitas. Selain itu, track record juga jelas, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan,” kata Ahmad dalam rilis tertulis pada Senin (4/7/2022).

Tak hanya melihat dari deklarasi dukungan, Ahmad melalui lembaganya juga pernah membuat survei jajak pendapat dengan melibatkan 75 responden anak muda. Hasilnya, nama Susi Pudjiastuti menjadi capres perempuan yang paling banyak dipilih (38,67%).

"Jika dilihat lebih dalam, alasan memilih Susi Pudjiastuti adalah karena memiliki ketegasan dan pengalaman," terangnya.

Bila memang berniat maju menjadi calon presiden, Susi tetap harus melihat berbagai peluang agar bisa dipilih oleh rakyat. Modal pengalaman dan sifatnya yang tegas tak cukup bagi Susi untuk maju menjadi capres.

“Jadi, perlu dilihat lagi Susi Pudjiastuti ini dimajukan karena apa. Harus ada daya pikat yang tidak dimiliki kandidat lain dan ceruk pemilih yang jelas. Kalau hanya karena punya track record, ketegasan, tentu ini jadi sulit, karena calon lain pun punya hal tersebut," jelas Ahmad.

Dibandingkan nama-nama yang sudah muncul dalam bursa capres, Susi, kata Ahmad harus pintar mengambil ceruk pemilih perempuan. Persaingan capres perempuan sampai saat ini masih sedikit, karena mayoritas nama yang muncul adalah laki-laki.

"Seharusnya lebih banyak kandidat perempuan potensial yang perlu diangkat oleh lembaga survei dalam daftar capres maupun cawapres potensial di pemilu mendatang,” ungkapnya.

Ada beberapa poin yang membuat Susi layak untuk maju menjadi Capres di 2024 mendatang. Salah satunya adalah elektabilitas Susi yang berada di angka 1,9 persen. Hal itu juga harus menjadi perhitungan baik dari segi pengenalan hingga kampanye.

"Misalnya hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada bulan Februari 2022, memperlihatkan bahwa elektabilitas Susi Pudjiastuti hanya 1,9 persen," ujarnya.

Faktor lain yang harus diperjuangkan Susi maupun tim pendukungnya adalah melakukan pendekatan dengan partai politik. Apalagi, nama-nama yang muncul banyak yang berasal dari partai politik, atau paling tidak sudah mendapatkan dukungan dari partai politik, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kita sama-sama tahu, nama-nama seperti Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan banyak dikaitkan dengan dukungan partai politik karena memiliki elektabilitas yang tinggi,” pungkas Ahmad.

Baca juga artikel terkait BURSA CAPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto