Menuju konten utama

Survei SMRC: PDIP Elektabilitas Tertinggi, Pemilih PAN Bergeser

Menurut survei SMRC, PAN adalah partai dengan pemilih yang akan berpindah ke partai lain, yakni 45 persen.

Survei SMRC: PDIP Elektabilitas Tertinggi, Pemilih PAN Bergeser
Ilustrasi pemilu Indonesia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - PDI Perjuangan masih menjadi partai yang dominan dalam mengumpulkan suara jika pemilu digelar pada Oktober 2022. Hal tersebut berdasarkan hasil survei Lembaga riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) per 3-9 Oktober 2022 kepada 1.027 responden dengan margin of error 3,1 persen.

"Kita memperoleh responden ada 24 persen yang mengatakan akan memilih PDI Perjuangan," kata peneliti SMRC Deni Irvani dalam tayangan 'Kecenderungan Elektabilitas Partai: Survei Oktober 2022" yang ditayangkan SMRC TV, Minggu (30/10/2022).

Setelah PDIP, ada Partai Gerindra dengan suara 13,4 persen. Kemudian disusul Partai Golkar (8,5 persen), PKB (7,1 persen), PKS (6,9 persen), Demokrat (5,5 persen), Nasdem (5,4 persen), PPP (3,3 persen), Perindo (2,1 persen), dan PAN (1,2 persen).

"Selanjutnya, partai-partai yang lain kita mengamati elektabilitasnya masih di bawah 1 persen dan tidak lupa masih ada 19,3 persen yang menyatakan belum tahu partai mana yang mau dipilih," kata Deni.

SMRC juga mencatat pergeseran suara pemilih partai. Dalam catatan SMRC, PAN adalah partai dengan pemilih yang akan berpindah ke partai lain, yakni 45 persen. Angka pemilih setia partai yang dipimpin Zulkifli Hasan itu hanya 42 persen dan yang belum menentukan pilihan ada 13 persen. Bagi Deni, PAN harus ekstra kerja keras karena suara mereka tersedot terutama pada dua partai yakni PKS dan Golkar.

"Saya kira perlu menjadi perhatian karena yang loyal hanya 42 persen, yang menyatakan pindah ada 45 persen terutama ke PKS. Ini tadi PAN pindah ke PKS 19 persen kemudian ke Golkar 17 persen. Inilah rumah baru para pemilih PAN di 2019 terutama dua partai ini," kata Deni.

"PAN ini belum ada indikasi bisa menarik dukungan dari partai-partai lain dukungan kepada PAN atau perpindahan suara pemilih partai kepada PAN tidak signifikan sehingga PAN mungkin harus bekerja ekstra keras untuk bisa mempertahankan kursi di parlemen di 2024," kata Deni.

Selain PAN, SMRC juga mencatat total pemilih yang bergeser dalam angka besar layaknya PAN seperti Nasdem (42 persen), Gerindra (36 persen), Golkar (36 persen), Demokrat (35 persen). Sementara itu, partai dengan perpindahan paling sedikit adalah PPP (17 persen) lalu disusul PDIP (21 persen) dan PKB (22 persen).

Namun, dari daftar pergeseran pemilih, PAN merupakan partai yang paling berbahaya. Ia beralasan perpindahan suara PAN yang berada pada angka sekitar 42 persen ditambah 13 persen orang yang belum menentukan pilihan maupun menjawab pilihan sudah menandakan setengah suara PAN akan hilang. Jika mengacu pada angka perolehan 2019 yang hanya 6,8 persen, PAN berpotensi terpental dari paremen.

"PAN ini cukup rawan. Kalau pemilu sekarang ini bahaya gitu, tapi kan pemilu masih satu setengah tahun lagi jadi masih ada ruang waktu bagi partai politik termasuk PAN untuk bersosialisasi. Paling tidak menarik kembali pemilih yang sementara ini pindah ke rumah partai lain," kata Deni.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri