Menuju konten utama

Survei Sebut Valentine Dianggap Waktu yang Tepat untuk Tunangan

Hasil survei menyatakan, 43 persen anak muda menganggap Valentine sebagai hari yang tepat untuk melamar.

Survei Sebut Valentine Dianggap Waktu yang Tepat untuk Tunangan
Ilustrasi Valentine. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bagi Katie Moore, James Greig adalah lelaki paling romantis. Keromantisan Greig ini diwujudkan lewat caranya melamar pujaan hatinya pada 14 Februari 2016 silam.

Menyewa sampul halaman Majalah Observer, lelaki asal Inggris ini meminta Moore menjadi teman hidupnya.

Seperti diwartakan BBC, semula Moore mengira Greig hanya menyiapkan satu kopi majalah saja untuk melamarnya.

Saat dia mengetahui sampul itu dicetak untuk publisitas nasional, perempuan asal Shropshire ini berkata, “Ini menakjubkan.”

Greig bukan satu-satunya lelaki yang memanfaatkan Hari Valentine untuk menunjukkan komitmennya terhadap pasangannya.

Melansir Inquisitr, Jordan Abidin pun menikahi kekasihnya di tengah dinginnya cuaca Times Square, New York.

Kendati cuaca di tempat tersebut membuat mundur beberapa orang, dia merasa bahagia bisa melakukannya.

“Saya bahagia, saya antusias, saya tak bisa berkata apa pun dengan dinginnya cuaca ini,” kata Abidin.

Di Amerika, bulan Februari dan November menjadi waktu di mana banyak orang memutuskan bertunangan. James Allen selaku penyedia perhiasan pernikahan melakukan survei pada 2017 silam.

Hasil survei itu menunjukkan bahwa 43 persen anak muda menganggap Valentine jadi hari yang tepat untuk melamar.

Selain Valentine, 25 persen partisipan cenderung menganggap menjelang tahun baru sebagai alternatif waktu yang romantis untuk melamar.

Masih dari survei yang dilakukan James Allen, 34 persen partisipan dengan usia sekitar 25-34 tahun mengatakan bunga menjadi hal yang penting dibawa saat melamar.

Selain bunga, 26 persen partisipan menganggap keterlibatan keluarga mampu membuat momen lamaran makin berpesan.

Sementara itu, 19 persen partisipan menganggap teman menjadi orang yang juga sebaiknya dilibatkan saat melamar.

Laman Bustle melaporkan bahwa 93 persen perempuan memimpikan lamaran yang unik. Lamaran yang biasa-biasa saja membuat satu dari empat perempuan menganggap pasangan mereka kurang menunjukkan usaha. Hal ini dibenarkan Oded Edelman selaku CEO James Allen.

“Saya pikir anak muda cenderung lebih memilih pengalaman romantis yang unik ketimbang tradisional. Kita juga bisa menyaksikan kecenderungan ini saat mereka memilih cincin. Tak sedikit dari mereka lebih suka mendesain sendiri ketimbang memilih yang ada di toko,” jelas Edelman.

Baca juga artikel terkait HARI VALENTINE atau tulisan lainnya dari Artika Sari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Artika Sari
Editor: Yandri Daniel Damaledo