Menuju konten utama

Survei: Publik Bisa Terima Gibran dan Bobby Maju di Pilkada

Gibran dan Bobby dianggap punya hak dipilih dan memilih. 

Survei: Publik Bisa Terima Gibran dan Bobby Maju di Pilkada
Bakal Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tiba di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Senin (10/2/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama.

tirto.id - Lembaga Survei Indo Barometer mengatakan sebagian besar masyarakat dapat menerima keputusan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming yang hendak maju di Pilkada Solo yang digelar September nanti. Dalam survei yang dilaksanakan pada 9 sampai 15 Januari 2020 itu, sebanyak 67,5 persen responden setuju. Responden yang menyatakan sebaliknya hanya 23,7 persen.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan ada lima alasan utama publik dapat menerima pencalonan Gibran. Pertama, sebanyak 49,4 persen, beralasan semua WNI berhak dipilih dan dipilih. Kemudian hak ikut berdemokrasi (13,9 persen), tidak masalah jika yang bersangkutan memenuhi syarat pencalonan (13,7 persen), dan alasan melanjutkan kiprah Jokowi yang pernah menjabat Wali Kota Solo (9,4 persen).

"[Alasan] Gibran mempunyai kepribadian dan kemampuan yang baik [sebanyak] 7,7 persen, " kata Qodari saat memaparkan temuan survei di Jakarta, Ahad (16/2/2020).

Sementara lima alasan utama publik tidak dapat menerima pencalonan Gibran adalah ia dianggap belum berpengalaman dalam pemerintahan (37 persen), dinasti politik (28,1 persen), masih banyak calon yang lain yang lebih kompeten (12,3 persen), dan masih terlalu muda (8,9 persen).

"Sebanyak 6,8 persen publik menilai Gibran dapat menimbulkan kontroversi," tambahnya.

Selain Gibran, Bobby Nasution, menantu Jokowi yang mau mau di Pilkada Medan, juga disurvei. Sama seperti Gibran, mayoritas responden (69,4 persen), juga mengaku tak masalah. "Publik yang tidak dapat menerima sebanyak 21,9 persen," tambahnya.

Lima alasan utama publik dapat menerima Bobby karena warga negara Indonesia berhak memilih dan dipilih (49,5 persen), tidak masalah jika Bobby memenuhi syarat pencalonan (17,9 persen), hak berdemokrasi (17,6 persen), mempunyai kepribadian dan kemampuan yang baik (5,7 persen), dan tidak melanggar hukum (2,9 persen).

Sebaliknya, Bobby dianggap bermasalah maju sebagai Cawalkot Kota Medan karena itu termasuk dinasti politik (45,5 persen), belum berpengalaman dalam pemerintahan (28,4 persen), masih banyak calon yang lain yang lebih kompeten (11,4 persen), dapat menimbulkan kontroversi (5,7 persen).

"Sebanyak 4,5 persen publik menyarankan agar Bobby tidak di jalur politik," pungkasnya.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden. Margin of error sebesar kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga artikel terkait GIBRAN WALIKOTA SOLO atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino