Menuju konten utama

Survei: Kebiasaan Makan Orang Berubah Akibat Pandemi COVID-19

Studi: Pola makan dan kebiasaan seseorang banyak mengalami perubahan selama pandemi coronavirus COVID-19.

Survei: Kebiasaan Makan Orang Berubah Akibat Pandemi COVID-19
Ilustrasi makan bersama. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Stres yang semakin meningkat karena pandemi COVID-19 telah mengubah pola makan seseorang, sehingga menyebabkan banyak orang makan lebih banyak dari biasanya.

Ancaman penyakit COVID-19 juga membuat banyak orang dan perusahaan gencar mempromosikan pentingnya makan makanan sehat, terutama yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selama beberapa minggu terakhir, media sosial telah diisi dengan posting orang yang mencoba belajar atau membuat resep baru.

Jutaan orang yang dianjurkan untuk selalu berada di rumah tentu membuat mereka tidak dapat mengunjungi restoran dan dapur menjadi tempat favorit baru keluarga.

Perusahaan intelijen pasar FMCG Gurus bertanya kepada 23.000 orang di seluruh Eropa pada bulan April tentang perubahan diet mereka di tengah pandemi.

Survei menunjukkan bahwa 72 persen orang sekarang lebih suka pilihan makanan yang lebih sehat karena pengalaman COVID-19 mereka.

"Sebagai hasil dari mempertanyakan kekebalan mereka dan kerentanan terhadap penyakit, konsumen akan mengevaluasi kembali diet mereka dan gaya hidup sehari-hari," tulis FMCG Gurus dalam laporannya seperti dilansir dari Medical Daily.

"Ini adalah sesuatu yang akan mengakibatkan konsumen mengambil pendekatan yang lebih proaktif terhadap diet dan gaya hidup mereka untuk memaksimalkan kesehatan mereka," lanjut laporan tersebut.

Orang-orang diharapkan untuk membuat perubahan positif pada diet mereka pada tahun 2020 dan seterusnya ketika mereka terus merasakan ancaman dari virus corona.

Survei menunjukkan bahwa konsumen cenderung mencari produk dengan bahan-bahan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjadi lebih aktif secara fisik.

“Dengan ruang makanan fungsional yang tumbuh terus sepanjang tahun lalu, wabah coronavirus telah semakin mempercepat permintaan akan manfaat kesehatan tambahan dalam produk makanan 'sehari-hari', terutama yang menawarkan dukungan kekebalan,” ujar Sonia Shekar dan Liz Duijves, analis di Rabobank.

Makalah lain dari Ecovia Intelligence menunjukkan, orang-orang di seluruh dunia sudah mulai meningkatkan konsumsi produk organik.

Menurut pendiri dan CEO Ecovia, Amarjit Sahota, peningkatan ini terjadi ketika konsumen mencari makanan yang mengandung lebih sedikit bahan kimia dan dapat membantu meningkatkan nutrisi mereka untuk menghindari penyakit.

Kebiasaan buruk karena COVID-19

Tak semua orang memulai diet sehat selama pandemi COVID-19. Sebuah studi oleh Pusat Nutrisi Belanda menunjukkan, sebagian orang tetap mengonsumsi makanan kurang sehat selama pandemi.

Para peneliti bertanya kepada 1.030 orang Belanda berusia 18 tahun ke atas tentang konsumsi makanan mereka di rumah. Responden mengatakan lebih banyak makanan ringan dan mengonsumsi lebih banyak alkohol karena godaan dan kebosanan.

Pabrikan peralatan Breville melaporkan masalah serupa di Inggris. Mereka menemukan pencarian resep yang meniru makanan cepat saji populer meningkat secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir.

Orang-orang mencoba untuk mencoba membuat ayam KFC dan Big Mac McDonald's.

Kebiasaan makan di Indonesia selama Pandemi Corona

Beberapa orang mengaku mulai lebih rutin mengonsumsi buah, dua di antaranya Siska P. dan Tiara, dua jurnalis di Jakarta. Siska bahkan mengganti makan malamnya dengan buah naga dicampur yogurt dan sedikit susu.

"Lumayan ada buah-buahan, probiotik dan protein," kata Siska seperti diwartakan Antara, Jumat (15/5/2020).

Sementara itu, Aphia T. Billy dan Isra Berlian, yang sama-sama berprofesi sebagai wartawan di Jakarta mengatakan tak lagi mengonsumsi makanan atau minuman manis olahan.

Siska juga mengatakan hal serupa. Dia lebih memilih asupan manis dari madu dan kurma.

Di sisi lain, Dini, seorang perempuan yang mengelola usaha kerajinan tangan berbahan kain flanel di Jakarta mengaku tak lagi mengosumsi teh manis.

Meski begitu, dirinya belum bisa menghindari asupan makanan yang digoreng, dia masih memasukkan menu makanan ini ke dalam hidangan berbuka puasanya.

Baca juga artikel terkait POLA MAKAN SAAT WFH atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH