Menuju konten utama

Survei Indikator: Undecided Voters Berkurang Jelang Pencoblosan

Survei Indikator Politik Indonesia menemukan jumlah undecided voters terus berkurang ketika hari pencoblosan semakin dekat.

Survei Indikator: Undecided Voters Berkurang Jelang Pencoblosan
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi (kanan) dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) berbicara dalam rilis hasil survei mengenai Media Sosial, Hoaks, dan Sikap Partisan Dalam Pilpres 2019, di Jakarta, Selasa (8/1/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id - Survei Indikator Politik Indonesia, yang digelar pada 22-29 Maret 2019, menyimpulkan angka pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) semakin berkurang pada periode kurang dari sebulan sebelum pencoblosan.

Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mencatat, survei lembaganya yang digelar pada Desember 2018 masih menemukan undecided voters sebanyak 9,2 persen. Sementara survei Indikator pada 22-29 Maret 2019 mencatat jumlah undecided voters turun menjadi 7,2 persen.

"Semakin dekat pemilu, undecided voters menurun, [terori] itu terbukti. Terakhir hanya 7,2 persen mereka yang belum menentukan pilihannya," kata Burhanuddin di Cikini, Jakarta, Rabu (3/4/2019).

Hal ini menjadi peringatan bagi tim sukses dan partai pendukung masing-masing paslon untuk cepat merebut suara pemilih. Sebab, semakin mendekati hari pencoblosan, jumlah suara yang bisa digarap semakin sedikit.

"Jadi hari ke hari makin kecil, mereka yang bisa digarap suaranya oleh partai politik," kata dia.

Menurut Burhanuddin, mereka yang belum menetapkan pilihannya bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk politik uang.

Menurut Burhanuddin, jumlah undecided voters yang semakin berkurang juga memperbesar peluang Jokowi-Ma'ruf menang di Pilpres 2019.

Survei terbaru Indikator memang menyimpulkan Jokowi-Ma'ruf unggul hingga 18 persen dengan elektabilitas 55,4 persen. Sementara Prabowo-Sandiaga memiliki elektabilitas cuma 37,4 persen.

Meski undecided voters sebesar 7,2 persen dan swing voters (pemilih yang mungkin mengubah dukungannya) diperkirakan 16,9 persen, keunggulan paslon 01 itu diprediksi tak banyak berubah.

Hal ini karena survei Indikator mendapati jumlah swing voters di kelompok pendukung paslon 01 dan 02 hampir berimbang, yakni 8,8 dan 8,1 persen.

Burhanuddin berpendapat perubahan besar bisa terjadi jika pendukung dan simpatisan paslon 02 melakukan kampanye dengan "habis-habisan".

Dia mencontohkan di Pilkada Jawa Barat 2018, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu bisa mengejar ketertinggalan dari Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum karena pendukungnya sangat rajin untuk menggalang dukungan.

Sudrajat-Syaikhu memang akhirnya hanya kalah tipis dari Ridwan-UU meski sebelumnya banyak lembaga survei memprediksi pasangan itu tertinggal jauh.

"Militansi pendukung itu penting," tegas Burhanuddin.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom