Menuju konten utama

Survei Charta Politika: PPP & PAN Tak Lolos Parliamentary Threshold

Ujang menilai tren elektabilitas masih bisa berubah seiring perhelatan elektoral yang masih panjang dan segala kemungkinan masih terbuka.

Survei Charta Politika: PPP & PAN Tak Lolos Parliamentary Threshold
Ilustrasi partai politik Indonesia. tirto.id/Teguh Sabit Purnomo

tirto.id - Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas partai politik. Survei ini dilakukan pada periode 12-20 Juli 2021 dengan metode mewawancarai 1.200 responden secara tatap muka di seluruh provinsi Indonesia.

Berdasarkan survei itu, PDI Perjuangan sebagai partai penguasa masih berada di peringkat pertama dengan 22,8 persen. Posisi kedua Partai Gerindra dengan 17,5 persen. Ketiga ada PKB dengan 9,4 persen. Disusul PKS dengan 6,8 persen dan Partai Demokrat dengan 6,6 persen.

Sementara Golkar menempati posisi kelima dengan 6,6%, sama dengan Demokrat. Namun, trennya menurun bila dibandingkan periode Maret 2021, yaitu 7,8%. Partai Nasdem memiliki elektabilitas 4,8%.

Sedangkan dua partai berbasis Islam yang saat ini masuk parlemen, yaitu PPP dan PAN terancam tidak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen 4 persen. Sebab, kedua parpol ini memiliki elektabilitas rendah, yaitu 2,3% untuk PPP dan PAN 1,7%.

Elektabilitas PDIP naik dari tren yang terjadi pada Januari-Maret 2021; pada akhir PDIP hanya memperoleh 20,7 persen. Gerindra juga naik dari sebelumnya 14,2 persen. Sementara tren PKB justru menurun dari sebelumnya 9,7 persen.

Elektabilitas PKS juga mengalami tren penurunan dari sebelumnya 8,2 persen. Namun Demokrat naik dari sebelumnya 4,2 persen.

"Jika dilihat dari tren keterpilihan partai politik terdapat partai politik yang mengalami kenaikan keterpilihannya yaitu PDIP, Gerindra dan Demokrat," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dikutip dari laporan, Jumat (13/8/2021).

Kondisi tak jauh berbeda juga diungkap survei dari New Indonesia Research & Consulting. Popularitas Partai Demokrat; dengan menduduki posisi tiga besar, lebih unggul dari Partai Golkar dan hanya selisih tipis dari Partai Gerindra. Meski tetap di bawah PDIP di puncak elektabilitas.

Direktur Eksekutif New Indonesia, Andreas Nuryono mengatakan awalnya Demokrat hanya menuai elektabilitas 3 persen, namun naik menjadi 8 persen dan naik lagi menjadi 10,1 persen; kini di urutan ketiga. Beda tipis dari Gerindra dengan 10,4 persen di urutan kedua.

Sementara Golkar berada di urutan keempat dengan 7,3 persen. Andreas menyimpulkan, hasil Demokrat dalam survei ini menunjukkan partai tersebut berhasil mengukuhkan diri sebagai oposisi utama.

Sementara Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan tren elektabilitas masih bisa berubah. Seiring perhelatan elektoral yang masih panjang dan segala kemungkinan masih terbuka untuk terjadi.

"Kita lihat menjelang pemilu. Kerena saat ini elektabilitas masih bisa berubah-ubah, bahkan mungkin saja bisa nitip ke lembaga survei. Katakanlah kalau survei itu objektif, semuanya bisa berubah dan dinamis," ujar Ujang kepada reporter Tirto, Jumat (13/8/2021).

Baca juga artikel terkait ELEKTABILITAS PARTAI atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Politik
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Abdul Aziz