Menuju konten utama

Surat Pendiri PAN ke Amien, Dukungan ke Jokowi, & Friksi Internal

Surat terbuka untuk Amien Rais ditulis sejumlah pendiri PAN yang terang-terangan mendukung Jokowi. Namun, surat ini akan memperkuat friksi di internal PAN akibat pilpres.

Surat Pendiri PAN ke Amien, Dukungan ke Jokowi, & Friksi Internal
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/18.

tirto.id - Lima pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) menulis surat terbuka yang ditujukan kepada Amien Rais. Kelima orang itu ialah Abdillah Toha, kini penasihat Wakil Presiden; advokat senior Albert Hasibuan; sastrawan dan jurnalis senior Goenawan Mohamad; penyair dan tokoh budaya Toety Heraty; dan Zumrotin. Mereka meminta Amien mundur karena ucapan dan tindakannya dianggap sudah tak sesuai dengan cita-cita partai.

Amien adalah pendiri PAN juga mantan ketua umum PAN periode pertama. Kini ia menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan partai yang dibentuk setelah Soeharto lengser itu.

Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan surat terbuka kepada Amien ditulis oleh orang-orang yang mendukung Joko Widodo-Maruf Amin. Sementara PAN sendiri, seperti kita tahu, mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Mereka pendiri PAN yang sudah lama tidak aktif dan tidak punya akar di partai. Selain dari itu, mereka adalah pendukung pasangan yang tidak diusung DPP PAN," ujar Eddy melalui pesan singkat kepada reporter Tirto, Rabu (26/12/2018).

Tuduhan Eddy bahwa pembuat surat adalah pendukung Jokowi tak bisa dibilang salah. Abdillah Toha misalnya, secara terbuka mendukung Jokowi sejak 2014 lalu, salah satunya karena bekas Wali Kota Solo ini "jujur, bersih, dan tidak punya beban masa lalu". Demikian pula dengan Goenawan Mohamad kala mendeklarasikan Manifesto Rakyat Yang Tak Berpartai empat tahun lalu. Di akun media sosial Twitter, keduanya aktif menonjolkan sisi positif Jokowi, dan giat mengkritik tindak tanduk Prabowo juga pendukungnya.

Namun Albert Hasibuan salah seorang penandatangan surat itu enggan mengaitkan permintaan mendesak Amien mundur dengan beda pilihan politik di Pilpres. Menurutnya surat itu ditulis untuk menyelamatkan PAN.

"Kami tidak masuk ke situ ya. Tidak berkomentar," kata advokat senior ini di Jakarta.

Infografik Current issue Muhammad amien rais

Infografik Current issue Muhammad amien rais

Hanya Memperkuat Ada Friksi

Direktur Riset Populi Center Usep S.Ahyar menilai wajar jika ada anggapan surat ini muncul dari mereka yang mendukung Jokowi. Namun baginya, yang lebih utama adalah surat ini memperkuat dugaan bahwa kader PAN pada dasarnya memang tidak satu suara.

"Pasti akan muncul dugaan itu karena di dalam PAN sendiri sudah ada yang dukung Paslon nomor urut 01 [Jokowi-Ma'ruf]. Ini hanya memperkuat saja," jelas Usep kepada reporter Tirto.

Kader PAN yang sempat menyatakan dukungan untuk Jokowi berasal dari Sumatera Selatan. Ketua DPW PAN Kalimatan Selatan juga sempat melakukan hal serupa, dan akhirnya dicopot.

Usep menilai meski lima orang ini tak lagi aktif di PAN, namun surat terbuka akan membuat friksi yang diam-diam mendukung Jokowi-Ma'ruf merasa didengarkan suaranya.

"Secara struktural mungkin enggak ada apa-apa sekarang, tapi ini kan pendiri yang sejak awal mendirikan PAN, sesepuhlah," kata Usep.

Hal yang sama diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin. Surat terbuka ini, katanya, akan memberikan angin segar bagi kelompok-kelompok di internal PAN yang sejak lama tak sependapat dengan Amien.

"Di antara kelompok-kelompok yang tak sependapat dengan Amien merasa dapat kekuatan baru dari pendiri PAN, sebagai dukungan moral," kata Usep kepada reporter Tirto.

Surat terbuka ini, kata Usep lagi, juga merupakan upaya pelemahan PAN dan juga koalisi yang akan menantang Jokowi di Pilpres 2019.

"Bisa jadi ini bagian dari skenario melemahkan PAN," katanya, "tapi Amien Rais akan go ahead."

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino