Menuju konten utama

Sumber Daya Alam Sagu di Indonesia: Wilayah Persebaran & Asal-usul

Sumber daya alam sagu di Indonesia berasal dari wilayah belasan provinsi. Dari segi asal usulnya, sagu diduga jadi makanan pokok asli nusantara. 

Sumber Daya Alam Sagu di Indonesia: Wilayah Persebaran & Asal-usul
Pengolah sagu menginjak-injak bahan dasar sagu untuk memisahkan tepungnya di Kelurahan Tondonggeu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (22/12/2016). ANTARA FOTO/Jojon.

tirto.id - Salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dan menjadi sumber bahan pangan ialah sagu. Sumber daya alam adalah segala kekayaan alam, baik benda mati (nonhayati) dan benda hidup (hayati), yang berada di bumi dan bisa dimanfaatkan memenuhi kebutuhan manusia.

Di antara bentuk sumber daya alam hayati yang sangat memengaruhi kehidupan manusia adalah bahan makanan pokok. Pilihan makanan pokok masyarakat Indonesia cukup beragam. Meski mayoritas masyarakat RI menjadikan beras sebagai makanan pokok, beberapa jenis tanaman lain tetap dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

Sagu merupakan salah satu contohnya. Sagu masih menjadi makanan pokok sebagian masyarakat di Indonesia Timur, terutama Maluku dan Papua.

Seperti halnya nasi, sagu juga memiliki kandungan karbohidrat tinggi. Namun, dalam sagu juga tercakup beragam nutrisi lain seperti protein, serat, kalsium, dan zat besi. Di dalamnya ada pula lemak, karoten, dan asam askorbat dalam jumlah kecil. Maka itu, kualitas sagu sebagai makanan pokok sebenarnya tidak kalah dengan beras maupun jagung.

Mengutip laman Unair, sagu tidak hanya diolah sebagai makanan pokok. Sagu yang didapatkan dengan mengolah pohon sagu (Metroxylon sp) juga bisa dipakai untuk bahan pembuat glukosa, pakan ternak, bahan pangan, hingga bahan tekstil. Dengan demikian, ada nilai ekonomis yang beragam dari pengolahan pohon sagu.

Persebaran Sumber Daya Alam Sagu di Indonesia

Mengutip publikasi Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian, luas areal penanaman sagu di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 100.616 hektar untuk budidaya/semibudidaya. Saat itu, 90 persen lahan sagu di tanah air berada di wilayah Papua dan Papua Barat.

Sementara itu, lokasi persebaran tanaman sagu di Indonesia di tahun 2011 adalah: Papua, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Barat (Mentawai), dan Riau.

Adapun merujuk data Kementerian Pertanian RI yang terbaru. luas total luas areal penanaman sagu di Indonesia pada tahun 2021 adalah 206.150 hektar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan luas areal sagu di Indonesia tahun 2020, yang mencapai 200.518 hektar. Namun, luasan tersebut terlihat turun jika dibandingkan dengan data 2018, yakni seluas 311.954 hektar.

Berdasarkan data Kementan RI, pada tahun 2021, persebaran wilayah penghasil sagu di Indonesia beserta luas areal untuk penanamannya adalah sebagai berikut:

  • Papua (58.377 hektar)
  • Maluku (37.081 hektar)
  • Maluku Utara (4.315 hektar)
  • Aceh (6.364 hektar)
  • Sumatera Barat (1.531 hektar)
  • Riau (67.732 hektar)
  • Kepulauan Riau (5.986 hektar)
  • Kalimantan Barat (2.296 hektar)
  • Kalimantan Selatan (4.995 hektar)
  • Kalimantan Timur (27 hektar)
  • Sulawesi Utara (1.676 hektar)
  • Sulawesi Tengah (3.269 hektar)
  • Sulawesi Selatan (3.849 hektar)
  • Sulawesi Barat (1.212 hektar)
  • Sulawesi Tenggara (4.567 hektar)
  • Papua Barat (2.872 hektar).

Asal-usul Sagu sebagai Bahan Pangan Asli Indonesia

Ada kemungkinan sagu dulunya adalah sumber makanan pokok asli orang Indonesia. Sebab, relief pohon sagu ternyata muncul di pahatan Candi Borobudur. Selain pohon sagu, relief juga memperlihatkan pohon kelapa (nyiur) dan pohon lontar. Candi Borobudur dibangun sekitar abad 8 masehi.

Salah satu alasan yang mendasari dugaan sagu sebagai makanan pokok asli Indonesia adalah beberapa jenis makanan sumber karbohidrat lain diperkirakan datang dari luar Nusantara. Contoh padi berasal dari India dan jagung dari Meksiko. Sementara itu tanaman ubi, singkong, dan kentang didatangkan dari Amerika Selatan.

Alasan lainnya tampak pada penyebutan kata nasi di bahasa Jawa dan Sunda. Nasi dalam bahasa Jawa disebut sego dan pada bahasa Sunda dikatakan sagu. Kata sego dan sangu memiliki akar kata yang sama dengan sagu.

Mengutip buku Sagu dan Olahan Khasnya (2018) terbitan Kemdikbud, pohon sagu juga diperkirakan telah tumbuh di Maluku atau Papua sejak lama. Pohon tersebut bahkan secara spesifik menjadi pohon khas daerah Sentani di Papua. Keberadaan pohon sagu lalu menyebar ke Asia Pasifik, Asia Tenggara, Asia Timur, sampai Asia Selatan.

Ciri-ciri Pohon Sagu di Indonesia

Pohon sagu memiliki kemiripan fisik dengan kelapa. Tinggi batangnya bisa menjulang sampai 20 meter. Pohon ini mulai berbunga saat tingginya di antara 10-15 meter.

Batangnya mempunyai diameter 30-50 cm dengan kulit luar yang keras dan tebal. Akarnya berserabut dan bisa beradaptasi dengan kondisi tanah berair yang kandungan udaranya kurang (anaerob).

Daun pohon sagu seperti kelapa. Bentuknya memanjang lanset, yaitu ujung dan pangkalnya lancip. Setiap tangkai terdapat 50 pasang anak daun berukuran 60 - 180 cm dengan lebar sekira 5 cm.

Bunga sagu tersusun dalam manggar rapat dan berukuran kecil putih. Lalu, buahnya berukuran kecil sebesar kepalan tangan orang dewasa dengan kulit bersisik seperti salah.

Sementara itu, bagian pohon yang dijadikan makanan pokok sagu adalah batangnya. Di dalam batang pohon sagu terdapat empulur yang kaya dengan serat dan pati sebagai sumber pangan.

Empulur merupakan bagian terdalam dari batang tumbuhan yang berpembuluh. Pada empulur terdapat jaringan lunak agak kering yang kadang punya rongga kecil. Dari empulur pohon sagu inilah kemudian diubah menjadi tepung sagu.

Baca juga artikel terkait SUMBER DAYA ALAM atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom