Menuju konten utama

Sulsel Potensial Kembangkan Wisata Upacara Adat Pernikahan

Sulsel Potensial Kembangkan Wisata Upacara Adat Pernikahan

tirto.id -

Prosesi upacara adat pernikahan Tolotang masyarakat adat Tolotang di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) berpotensi menjadi objek wisata budaya di Sulsel.

"Prosesi pernikahan adat Tolotang masih kami pelihara dan jaga turun-temurun, karena ini adalah warisan para leluhur," kata Wa Eja, salah seorang pemangku adat Tolotang, di Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap, Sulsel, Rabu, (23/3/2016).

Wa Eja akan melangsungkan pernikahan untuk anaknya. Di sela-sela itu, ia menjelaskan pesta adat pernikahan Tolotang diawali dengan malam 'mappacci' (pacar). Acara ini akan dihadiri para pemangku adat, keluarga, kerabat, dan tamu undangan kehormatan. Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan pemangku adat dan warga Tolotang dari Kabupaten Sidrap maupun luar Sulsel hadir untuk menyaksikan prosesi pernikahan.

Untuk menampung tamu yang bisa berjumlah ribuan orang, Wa Eja menyediakan rumah panggung. Tamu akan dipersilahkan duduk bersama di atas rumah panggung yang berornamen Bugis tersebut. Lego-lego (teras) rumah adat diperluas dan ditambah yang dikenal dengan istilah 'sarapo'.

Ciri khas prosesi pernikahan masyarakat adat Tolotang adalah semua tamu yang hadir akan duduk bersila di lantai papan rumah panggung tersebut. Khusus pemangku adat atau tamu kehormatan saja yang dapat duduk di atas tikar terbuat dari daun lontar yang disiapkan oleh tuan rumah.

"Ini memberikan pemaknaan bahwa kebersamaan dan kesetaraan pada masyarakat kami itu masih dijunjung tinggi," kata pemangku adat tertua, Wa Launga.

Oleh karena itu, dalam upacara adat pernikahan Tolotang tidak akan ditemukan kursi satupun di rumah pengantin. Di rumah itu hanya ada  pelaminan berupa tempat tidur yang penuh dengan dekorasi yang terbilang "wah" yang akan menjadi tempat duduk pengantin. (ANT)

Baca juga artikel terkait ADAT SULAWESI SELATAN atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh