Menuju konten utama

Suciwati Munir: Harusnya Aparat Malu Sama Anak SMA

Lomba Debat bertema “Menyimak Munir, Mendalami HAM” ini bertujuan untuk mendesak penyelesaian kasus Munir dan menyebarkan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM).

Suciwati Munir: Harusnya Aparat Malu Sama Anak SMA
Mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir, Amiruddin Al Rahab memegang kartu pos yang menuntut Presiden Joko Widodo untuk segera mengumumkan laporan TPF ketika konferensi pers di Jakarta. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Bertepatan dengan hari ulang tahun aktivis HAM, Munir Said Thalib dan ulang tahun ketiga Omah Munir, Omah Munir menyelenggarakan Lomba Debat bertema “Menyimak Munir, Mendalami HAM”, Kamis (8/12/2016).

Kegiatan ini bertujuan untuk mendesak penyelesaian kasus Munir dan menyebarkan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) ini sudah berlangsung sejak 2 Desember. Selain itu, acara ini juga menjadi momentum penting untuk mendalami HAM secara lebih substantif.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto.id di Jakarta, istri almarhum Munir, Suciwati mengatakan bahwa yang patut dibanggakan adalah antusiasme para peserta mengikuti lomba debat ini. Semangat kaum muda terlihat cukup tinggi dalam mempelajari HAM.

“Mereka dituntut untuk jeli menggali fakta dan kukuh berargumentasi. Sementara para siswa sekolah menengah ini adalah bukan orang yang tahu Munir, namun mereka menunjukkan kegigihan dan wawasannya tentang siapa Munir dan bagaimana penyelesaian kasusnya,” ungkap Suciwati.

Terkait dengan belum tuntasnya kasus Munir, Suciwati mengatakan, sudah semestinya para aparat yang menangani kasus tersebut merasa malu terhadap para peserta ini. “Mestinya aparat yang menangani kasus Munir malu sama mereka,” katanya.

Sementara itu, Guru Sejarah Pendamping SMAN 4 Kota Malang, Intan Cahyaning Handoyo, S.Pd mengatakan antusiasme para peserta lomba debat ini seperti mengenang kembali sosok Munir.

“Melihat mereka (siswa siswi) berdebat seperti melihat Munir terlahir kembali, karena semangat mereka sama seperti perjuangan Munir,” kata Intan.

Senada dengan hal itu, Guru SMAN 6 Kota Malang Nadhiya A. Anggraeni, S. Pd juga mengatakan bahwa lomba ini membuka kembali pikiran anak-anak agar bisa lebih jeli dalam melihat persoalan, terutama persoalan yang membelenggu Tanah Air.

“Mengikuti lomba ini membuka pikiran dan semangat anak-anak untuk lebih kritis dan jeli melihat permasalahan. Melalui semangat mereka merupakan cerminan yang nyata untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” kata Nadhiya.

Selain lomba debat, acara puncak kegiatan ini juga akan diisi Bincang HAM bersama Usman Hamid (mantan sekretaris TPF Munir dan Direktur Change.org) dan Herlambang Perdana (ahli hukum dan dosen Universitas Airlangga), pertunjukkan musik dan tari topeng Malang.

Baca juga artikel terkait OMAH MUNIR atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto