Menuju konten utama
Pasar Ramadan

Suasana Ngabuburit & Berburu Takjil di Aloon-Aloon Semarang

Pasar Ramadan Aloon-Aloon Semarang berlangsung sejak 1-27 Ramadan. Melibatkan ratusan UMKM di bidang makanan dan minuman.

Suasana Ngabuburit & Berburu Takjil di Aloon-Aloon Semarang
Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang. tirto.id/Baihaqi

tirto.id - Meilinda bersama rekannya tengah asik mengobrol sembari menunggu pesanannya selesai dibungkus. Ia membeli onde-onde hangat rasa kacang ijo yang baru saja diangkat dari penggorengan.

“Kelihatannya enak, makanya beli. Buat camilan buka puasa nanti," kata Meilinda kepada kontributor Tirto sambil beranjak dari tempatnya berdiri setelah menyelesaikan pembayaran.

Perempuan berusia 22 tahun itu sengaja mencari kudapan berbuka puasa di Aloon-Aloon Semarang, Jawa Tengah. Selama Ramadan, alun-alun yang terletak tak jauh dari titik nol kilometer Kota Semarang ini dijadikan sentra kuliner.

Selain stan kuliner, di Aloon-Aloon Semarang juga terdapat tiga panggung hiburan musik yang didirikan di antara stan para pedagang. "Pas buat ngabuburit, nunggu azan sambil nyari-nyari jajanan," imbuhnya.

Selain Meilinda, ada banyak orang menghabiskan waktu sore jelang berbuka puasa di sini. Seperti yang terlihat pada Senin (27/3/2023) sekitar pukul 15.30, pengunjung mulai berdatangan, para pedagang pun bersiap menyambut.

Pengunjung lain, Abdul Rasyid mengaku sengaja mengabuburit di Aloon-Aloon Semarang setelah mendapat informasi bahwa kini kembali ada Pasar Ramadan.

“Ramadan tahun lalu juga ke sini, kan, ada event kaya gini juga. Itung-itung jalan-jalan sekalian beli takjil," tutur perantau asal Ngawi, Jawa Timur yang sudah menetap di Semarang sejak tiga tahun lalu.

Abdul Rasyid yang datang bareng pasangannya ingin mencari makanan unik yang jarang ditemukan di tempat lain. Namun, ia belum tahu apa yang akan dicari di Pasar Ramadan di Aloon-Aloon Semarang.

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang. tirto.id/Baihaqi

Banyak Makanan Unik

Usai berbincang dengan pengunjung, saya berjalan keliling alun-alun, mumpung belum ramai. Saya berhenti di stan milik Shokanah. Ia menjual petis bumbon, makanan khas Semarang yang diklaim hanya dibuat saat momen Ramadan.

Menu ini berbahan telur bebek yang diberi kuah bumbu rempah dan petis. Yang membuat istimewa, katanya, tidak memakai petis udang seperti para umumnya, tetapi petis ikan banyar atau gombong. Cara masaknya juga lebih lama agar bumbunya meresap hingga ke bagian dalam telur.

Shokanah juga menjual menu lain seperti pecel dengan beragam pilihan lauk, ada tahu bacem, sate keong, sate ati, sate telur puyuh, dan masih banyak pilihan lainnya.

Selain makanan, Shokanah menjual kudapan khas Semarang. Ada kue coro. Namanya unik. Menu ini berbahan dasar tepung gandum dan tepung beras, ditambah ragi, telur, garam, dan gula.

Bahan tersebut diaduk menjadi adonan lalu dimasak. Kue manis ini terasa gurih karena disajikan bersama santan.

Dari stan Shokanah saya beringsut menuju stan milik Dipo. Pemuda kelahiran Semarang yang masih mempunyai saudara di Kalimantan Barat ini menjual kaloci kayamoci, penganan khas Kota Pontianak.

Meskipun di Semarang dagangannya belum terlalu dikenal, tetapi ia yakin perlahan akan menemukan pasarnya. Selama berjualan di Aloon-Aloon Semarang, pembelinya sudah lumayan, terutama dilarisi orang yang mencari makanan unik.

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang. tirto.id/Baihaqi

Ada Ratusan Stan

Aloon-Aloon Semarang kini menjadi pusat kuliner Ramadan. Lokasinya strategis, bersebelahan langsung dengan Pasar Johar dan Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal Masjid Kauman.

Event bernama Pasar Ramadan ini menempati selasar alun-alun. Stan-stan kuliner berjejer hampir mengelingi lapangan. Di beberapa titik terdapat kursi dan meja yang disediakan untuk pengunjung.

Ada banyak pilihan menu yang dijual dengan harga relatif murah. Dari sejumlah stan, beberapa di antaranya menjual makanan kekinian seperti takoyaki, kebab, kyo kyo, dan streamboat.

Tentunya ada yang menjual makanan khas dari Kota Semarang seperti lunpia, tahu gimbal, dan gudeg bustaman. Juga terdapat kuliner tradisional Jawa lain seperti nasi pecel, pempek, hingga aneka gorengan.

Selain makanan, minuman yang dijual tak kalah beragam. Ada es buah, es kuwud, es cokelat, es sago, hingga olahan teh yang pas untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa.

Pasar Ramadan di Aloon-Aloon Semarang berlangsung sejak tanggal 1 hingga 27 Ramadan. Melibatkan ratusan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang makanan dan minuman.

"Total 105 stan, mayoritas UMKM kuliner. Ada beberapa pengusaha yang menyediakan wahana mainan anak-anak," ujar perwakilan panitia Pasar Ramadan, Munandar saat ditemui, Senin (27/3/2023).

Menurutnya, yang berjualan sudah melalui tahap skrining oleh Badan Pengelola Masjid Agung Semarang selaku pengelola Pasar Ramadan. "Kami evaluasi, yang kami akomodir tentu UMKM yang menyajikan menu yang baik," imbuhnya.

Dia menyebut, antusias masyarakat cukup tinggi terhadap Pasar Ramadan. "Beberapa hari terakhir, ramai banget, apalagi pas sudah mepet (waktu) buka. Kalau sudah jam 17.00 jalan kami tutup agar tidak mengganggu pengunjung yang sudah masuk alun-alun," jelas Munandar.

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang. tirto.id/Baihaqi

Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Munandar mengungkapkan, kuliner Ramadan di kawasan Masjid Kauman Semarang sudah digelar rutin sejak 2003. Dulunya stan-stan didirikan di sepanjang jalan menuju masjid, kemudian 2022 dipindah ke Aloon-Aloon Semarang.

Saat ini, Aloon-Aloon Semarang sangat representatif. Setelah direvitalisasi kondisinya semakin rapi. Kawasan yang berada di bilangan Bangunharjo, Kecamatan Semarang Tengah ini memiliki ruang lapang berumput dan tempat parkir yang luas.

Dia berharap, keberadaan sentra kuliner di kawasan Masjid Kauman dapat mempermudah masyarakat mencari takjil dan bisa meningkatkan pendapatan pelaku usaha. Sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Agus Wuryanto mengapresiasi keberadaan sentra kuliner saat Ramadan yang dikelola pihak masjid. Ia menilai kegiatan tersebut dapat mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Event kuliner Ramadan bisa jadi trigger untuk mengungkit ekonomi masyarakat," ujarnya saat dihubungi kontributor Tirto, Kamis (30/3/2023).

Dia berharap, sentra kuliner Ramadan akan bermunculan di tempat-tempat lain. Selain di Aloon-Aloon Semarang, yang dia tahu, juga ada di Gang Pisang, Sekaran, dekat kampus Universitas Negeri Semarang.

Kata dia, jumlah pelaku UMKM di Kota Semarang terus bertambah. Apalagi saat pandemi banyak orang yang dirumahkan dan di-PHK, akhirnya banting setir membuka usaha sendiri.

"Dulu awal pandemi pelaku usaha mikro di Kota Semarang jumlahnya sekitar 19.000, sekarang sudah mencapai 29.611, itu yang terdata di kami dan terus bertambah," jelas Agus.

Dari jumlah pelaku usaha itu, katanya, semuanya aktif dan sudah memiliki legalitas seperti nomor induk berusaha (NIB) hingga sertifikat halal.

Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang berupaya membantu pelaku usaha mikro untuk menaikkan pendapatan, termasuk mendorong untuk melek teknologi dengan berjualan secara online.

“Kami mendorong semua UMKM untuk bisa naik kelas, legalitasnya harus ada," tegas Agus. Menurutnya, keberadaan UMKM menjadi tumpuan ekonomi.

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang

Stan kuliner di Aloon-Aloon Semarang. tirto.id/Baihaqi

Baca juga artikel terkait RAMADAN 2023 atau tulisan lainnya dari Baihaqi Annizar

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Baihaqi Annizar
Penulis: Baihaqi Annizar
Editor: Abdul Aziz