Menuju konten utama

Studi: Makan Sambil Berdiri Bisa Pengaruhi Rasa & Picu Stres Fisik

Postur tubuh ketika makan mempengaruhi persepsi rasa. Berikut penjelasan selengkapnya.

Studi: Makan Sambil Berdiri Bisa Pengaruhi Rasa & Picu Stres Fisik
Ilustrasi makan sambil berdiri. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Terkadang kita mendengar larangan makan sambil berdiri, karena alasan pamali dan keyakinan yang menyebutkan, makanan kita yang kita makan tidak akan diproses di perut tapi langsung jadi kotoran.

Meski terdengar tidak masuk akal, ternyata larangan-larangan itu memang beralasan.

Berdasarkan penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research menemukan postur tubuh ketika makan ternyata mempengaruhi persepsi rasa.

Penelitian itu menyebutkan rasa makanan lebih baik dinikmati saat kita duduk. Penelitian ini melihat secara khusus bagaimana indera vestibular, yang bertanggung jawab atas keseimbangan, postur dan orientasi spasial, berinteraksi dengan sensor pancaran sistem, yang memengaruhi rasa makanan.

Infografik SC Makan Sambil Berdiri

Infografik SC Makan Sambil Berdiri. tirto.id/Sabit

Dipayan Biswas, profesor pemasaran di University of South Florida yang menulis, makan dengan posisi berdiri meskipun hanya beberapa menit berpotensi memicu stres fisik dan menghilangkan selera makan.

Gaya gravitasi mendorong darah ke bagian bawah tubuh, menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah kembali ke bagian atas tubuh dan mempercepat detak jantung. Hal inilah yang mengaktivasi aksis hipotalamus-hipofisis adrenal (HPA) dan menyebabkan peningkatan konsentrasi hormon stres kortisol.

Reaksi berantai ini mengurangi sensitivitas sensorik, yang memengaruhi evaluasi rasa makanan dan minuman, persepsi suhu makanan, dan volume konsumsi keseluruhan.

Ketika orang mengalami ketidaknyamanan, makanan yang biasanya terasa enak menjadi kurang menimbulkan selera.

Para peneliti mengonfirmasi hipotesisnya dengan meminta 350 peserta menilai tingkat kepekaan pita chip. Mereka yang berdiri memberikan peringkat yang kurang menguntungkan dibandingkan mereka yang duduk di kursi empuk.

Para peneliti kemudian memberikan brownies seukuran gigitan klasik kepada para peserta yang diundang ke sebuah restoran lokal yang secara luas dianggap menyenangkan. Mereka yang duduk menilai makanan mereka sangat lezat.

Namun, ketika tukang roti mengubah resep dan membuat rasanya tidak enak dengan menambahkan seperempat cangkir garam ekstra, hasilnya berlawanan. Peserta yang berdiri tidak menyadari bahwa brownies terasa lebih asin, dan sebenarnya cenderung menilai diri mereka memiliki persepsi rasa yang relatif lebih baik daripada mereka yang mencicipi mereka sambil duduk.

"Temuan ini menunjukkan bahwa orang tua mungkin dapat membuat makanan sehat yang cenderung tidak disukai anak-anak dengan meminta mereka makan sambil duduk. Hal yang sama juga berlaku ketika mengkonsumsi obat atau produk farmasi yang memiliki rasa tidak enak," jelas Biswas seperti dilansir Sciencedaily.

Biswas memperluas penelitiannya dengan menguji dampak postur pada persepsi suhu. Para peserta diberikan secangkir kopi panas. Mereka yang berdiri melaporkan bahwa itu tidak sekuat saat mereka duduk. Hal itu menunjukkan tingkat stres fisik yang menyebabkan jantung memompa lebih cepat.

Baca juga artikel terkait MAKAN atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani