Menuju konten utama

Struktur Anatomi Sistem Pencernaan pada Manusia dan Fungsinya

Berikut penjelasan struktur anatomi sistem pencernaan pada manusia beserta fungsinya.

Struktur Anatomi Sistem Pencernaan pada Manusia dan Fungsinya
Sistem Pencernaan Manusia. foto/IStocphoto

tirto.id - Struktur snatomi sistem pencernaan manusia terdiri atas sejumlah organ. Masing-masing organ itu memiliki fungsi tersendiri dalam sistem pencernaan manusia.

Makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia merupakan sumber energi serta bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan. Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung gizi agar bisa menunjang kebutuhan tubuh.

Sumber gizi itu seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, makanan yang masuk ke dalam tubuh terlebih dahulu melalui serangkaian proses pencernaan.

Untuk menyerap sari-sari makanan dalam tubuh, manusia mempunyai sistem pencernaan. Sistem ini yang membantu manusia mengubah makanan menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dikutip dari buku Sistem Pencernaan - Tinjauan Anatomi, Histologi, Biologi, Fisiologi dan Biokimia terbitan ULM, systema digestorialah atau sistem pencernaan adalah proses memecah makanan menjadi molekul kecil agar dapat diabsorpsi (diserap) oleh tubuh dan diangkut ke dalam sel.

Sebagaimana dijelaskan di modul Biologi Kelas XI terbitan Kemdikbud (2020), sistem pencernaan pada manusia dibagi menjadi dua jenis, yakni mekanis dan kimiawi.

Pencernaan Mekanis adalah proses pengunyahan makanan oleh gigi dengan dibantu oleh lidah, dan berlajut ke peremasan yang terjadi di lambung.

Kemudian, pencernaan kimiawi adalah pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim yang ada di tubuh manusia. Enzim pencernaan tersebut bertugas mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul berukuran kecil, seperti asam amino dan monosakarida.

Anatomi Sistem Pencernaan Manusia dan Fungsinya

Sistem pencernaan manusia didukung oleh sejumlah organ, bermula dari mulut hingga anus. Lalu, ada juga kelenjar pencernaan di pelbagai organ, seperti kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, dan lain sebagainya.

Secara garis besar, anatomi sistem pencernaan manusia terdiri atas struktur organ berikut:

  • Mulut
  • Kerongkongan
  • Lambung
  • Usus halus
  • Usus besar
  • Anus.

Dalam proses pencernaan di tubuh manusia, makanan akan melewati mulut, lalu kerongkongan, masuk ke lambung, dan beralih ke usus halus untuk diserap sarinya. Sisa makanan yang telah dicerna lantas masuk ke usus besar, dan kemudian keluar melalui anus.

Berikut penjelasan anatomi sistem pencernaan manusia beserta fungsinya dalam proses mencerna makanan:

1. Mulut

Di dalam mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Di dalam mulut, makanan bakal dipotong, diremukkan, dan dihaluskan sehingga mudah ditelan.

Di dalam mulut, terdapat saliva yang mengandung molekul karbohidrat dan protein. Molekul itu membuat saliva bisa mengikat partikel-partikel kecil dari makanan menjadi sebuah massa lunak.

Di dalam ludah, juga terdapat enzim amilase yang berfungsi sebagai pelindung lapisan mulut dari abrasi, kerusakan gigi dengan menetralisir asam, agen-agen antibakteri, dan mikroorganisme yang masuk bersama makanan.

Berikut ini beberapa organ di dalam mulut:

a. Gigi

Berfungsi mengunyah makanan sampai halus, gigi terdiri atas 4 macam. Keempat jenis gigi itu adalah gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang.

Jika dilihat dari bentuknya, ada 3 bagian gigi, yakni mahkota gigi (korona atau bagian yang tampak dari luar), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Gigi juga tersusun dari: email gigi (lapisan keras warna putih); tulang gigi yang terbuat dari zat dentin; serta sumsum gigi (pulpa) yang menjadi tempat serabut saraf dan pembuluh darah.

b. Lidah

Fungsi lidah dala sistem pencernaan adalah mengaduk makanan di dalam rongga mulut serta mendorognya masuk ke kerokongan dalam proses menelan.

Lidah adalah organ yang tersusun dari otot dan punya reseptor khusus terkait rangsangan kimia. Lapisan epitelium yang punya banyak kelenjar lendir melapisi pemukaan lidah. Di permukaan lidah, juga ada reseptor pengecap berupa tunas pengecap yang terbentuk oleh sel-sel sensorik. Sel-sel itu memiliki tonjolan mirip rambut yang disebut papilla.

Maka, lidah pun berfungsi menjadi pencecap rasa zat yang masuk ke mulut. Indera perasa di lidah untuk setiap jenis rasa letak berbeda-beda, yakni:

  • Lidah bagian tepi depan: Rasa asin
  • Lidah bagian ujung: Rasa manis
  • Lidah bagian samping: Rasa asam
  • Lidah bagian belakang (pangkal): Rasa pahit.

c. Kelenjar ludah

Di dalam mulut, terdapat cairan air liur (saliva) yang bersumber dari kelenjar ludah. Ada 3 pasang kelenjar ludah di dalam mulut, yakni:

  • Kelenjar parotis di bawah telinga.
  • Kelenjar submandibularis di rahang bawah.
  • Kelenjar sublingualis di bawah lidah.

Kelenjar parotis mengeluarkan ludah dengan bentuk cair. Adapun kelenjar submandibularis dan sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.

Fungsi ludah adalah membikin makanan basah agar mudah ditelan. Ludah juga punya fungsi melindungi permukaan mulut (selaput mulut) dari panas, dingin, asam, dan basa. Cairan ludah juga mengandung enzim ptialin (amilase) yang bisa mengubah karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa) sehingga lebih mudah dicerna.

2. Esofagus (kerongkongan)

Kerongkongan atau esofagus adalah sebuah tabung lurus, berotot, dan berdinding tebal yang menghubungkan faring dengan lambung. Di bagian esofagus, terjadi gerakan peristaltik yang dapat mendorong makanan hingga ke lambung.

Pergerakan makanan tersebut dikontrol oleh otot di dalam dinding esofagus yang tidak bekerja di bawah kontrol kemauan manusia. Dalam istilah lain, ia bergerak secara peristaltik.

Otot kerongkongan bisa berkontraksi secara bergelombang saat mendorong makanan masuk ke lambung. Gerakan inilah yang disebut gerak peristalsis atau peristaltik.

Gerak peristaltik itu terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Gerakan itu semacam kembang kempis kerongkongan di dalam peroses mendorong makanan masuk ke lambung.

3. Lambung

Lambung terletak tepat di bawah diafragma, dalam rongga abdomen atas. Di lambung, makanan akan tercampur dengan getah lambung melalui pengadukan dan dicerna secara kimiawi.

Pencernaan kimiawi oleh getah lambung dibantu dengan pengadukan makanan oleh gerakan otot lambung.

Getah lambung dapat mencerna makanan secara kimiawi. Getah lambung tersebut adalah asam lambung (HCL), enzim pepsin, enzim renin, dan hormon gestrin.

Lambung menjadi tempat pencernaan makanan secara kimiawi. Ada 3 fase sekresi cairan lambung yaitu fase selebral, fase gestrik, dan fase intestinal.

Makanan biasanya bertahan di dalam lambung selama 3-4 jam. Kemudian, makanan akan masuk ke usus 12 jari yang menjadi bagian dari usus halus.

4. Usus Halus

Disebut juga intestinum, usus halus adalah tempat penyerapan sari makanan. Usus halus menjadi tempat proses pencernaan yang paling panjang. Di usus halus, proses pencernaan kimiawi yang melibatkan sejumlah enzim pencernaan

Ada 3 bagian usus halus, yakni:

  • Usus dua belas jari (duodenum)
  • Usus kosong (jejenum)
  • Usus penyerap (ileum)

Aktivitas peristaltik usus halus meningkat setelah makan, karena disebabkan oleh masuknya kimus ke dalam duodenum atau usus dua belas jari. Duedenum terletak pada bagian 25 cm pertama atau lebih dari usus halus.

Dalam duodenum, kimus dari lambung bercampur dengan getah-getah pencernaan dari pankreas, hati, dan kandung empedu, serta dari sel-sel kelenjar dari dinding usus halus.

Sari pati makanan akan terserap oleh tubuh saat mencapai bagian akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak terserap lantas terdorong masuk ke usus besar.

5. Usus Besar

Lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Di dalam usus besar, ada usus buntu yang berfungsi sebagai organ pertahanan terhadap infeksi.

Di usus besar, terjadi absorpsi air melalui proses osmosis. Feses atau zat buangan dari sistem pencernaan menjadi semakin padat saat digerakkan di sepanjang colon dengan peristalsis. Di usus besar, ada pula rektum yang menjadi penghubung dengan anus.

Rangkaian proses pencernaan dalam usus besar adalah sebagai berikut:

  • Sisa makanan yang tak terserap di usus halus masuk ke usus besar bersama lendir
  • Di usus besar, ada bakteri Escherichia coli yang membusukkan sisa makanan
  • Bakteri Escherichia coli juga menghasilkan vitamin K yang membantu pembekuan darah
  • Sisa makanan di usus besar masih mengandung banyak air sehingga perlu diserap
  • Usus besar menyerap air dari sisa makanan karena tubuh memerlukan banyak cairan
  • Penyerapan air adalah salah satu fungsi penting dari usus besar
  • Setelah air terserap di usus besar, sisa makanan berubah jadi feses
  • Feses akan keluar melalui anus.

6. Anus

Anus adalah lubang pembuangan feses (sisa makanan yang sudah memhusuk). Bagian ujung usus besar adalah rektum yang merupakan tempat feses disimpan sehingga bisa dibuang. Proses feses keluar dari anus disebut dengan defekasi (buang air besar).

Saat feses siap dikeluarkan, otot spinkter rectum akan mengatur buka-tutup mulut anus. Otot spinkter itu tersusun dari otot polos dan otot lurik.

Proses defekasi terjadi saat ada kontraksi otot dinding perut, diikuti oleh pengenduran otot spinkter, kontraksi kolon, dan kontraksi rectum.

Baca juga artikel terkait BIOLOGI atau tulisan lainnya dari Risa Fajar Kusuma

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Risa Fajar Kusuma
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Addi M Idhom