Menuju konten utama

Strategi Sri Mulyani agar GDP di Indonesia Naik

Menkeu menilai peningkatan GDP dimulai dengan investasi besar. Sedangkan agar investor tertarik pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia dikebut.

Strategi Sri Mulyani agar GDP di Indonesia Naik
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan konferensi pers tentang Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/1/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, Indonesia perlu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi agar gross domestic bruto (GDP) Indonesia bisa naik dua kali lipat.

Menurut dia, untuk mencapainya perlu meningkatkan investasi dari dalam dan luar negeri yang jadi salah satu motor untuk pendorong perekonomian.

"Kalau pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen atau bahkan mendekati 7 persen, berarti setiap 10 tahun GDP bisa naik dua kali lipat," ucap dia, saat ditemui di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2019).

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah bakal terus mengupayakan pembangunan infrastruktur serta pengembangan kualitas sumber daya manusia. Hal ini agar semakin banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.

"Dengan pertumbuahn ekonomi yang terus stabil diangka 5 persen dan inflasi rendah serta middle class yang tumbuh Indonesia, punya daya tarik size ekonomi yang besar," imbuh dia.

Menurut Sri, hal lain yang menurutnya perlu diperhatikan adalah sinergi antar kementerian/lembaga dalam meningkatkan indeks kemudahan bisnis atau ease of doing bussines (EoDB) lewat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.

Sebab, lanjut, kebijakan yang tak memberikan kemudahan terhadap bisnis akan jadi batu sandungan bagi investor meski pemerintah telah membangun banyak proyek infrastuktur.

"Kalau Indonesia bisa jaga makro policy prudent, fundamental diperkuat, investasi infrastruktur, SDM, dan regulasi yang terus diperbaiki, maka Indonesia bisa menjaga bahkan memperkuat momentum pertumbuhan itu," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.

Baca juga artikel terkait GDP atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali