Menuju konten utama

Stasiun Tiangong-1 Milik Cina Diprediksi Jatuh ke Bumi 31 Maret

Lembaga Teknis Ruang Angkasa Nirawak China (CMSEO) memperkirakan Tiangong-1 akan mulai memasuki atmosfer Bumi antara 31 Maret hingga 4 April.

Stasiun Tiangong-1 Milik Cina Diprediksi Jatuh ke Bumi 31 Maret
Stasiun Luar Angkasa Cina Tiangong-1. FOTO/China Space Station/BGR.com

tirto.id - Stasiun ruang angkasa pertama milik Cina, Tiangong-1 diperkirakan jatuh ke Bumi dalam beberapa hari ke depan. Badan Antariksa Eropa memprediksi periode masuknya stasiun luar angkasa tersebut antara 30 Maret sampai 2 April.

Sementara itu, Lembaga Teknis Ruang Angkasa Nirawak China (CMSEO) memperkirakan Tiangong-1 akan mulai memasuki atmosfer Bumi antara 31 Maret hingga 4 April.

Menghadapi peristiwa ini, masyarakat diimbau tidak perlu khawatir kejatuhan serpihan material stasiun ruang angkasa itu karena akan terbakar habis saat menyentuh atmosfer.

Berdasarkan pengamatan lembaga tersebut pada Minggu (25/3/2018), seperti dikutip Antara, Tiangong-1 berada pada orbitnya di ketinggian 216,2 kilometer dari permukaan bumi dan dalam kondisi utuh.

Rentang orbit stasiun luar angkasa itu berada pada kisaran 43 derajat lintang utara hingga 43 derajat lintang selatan.

Hal itu berarti orbitnya membentang luas di atas kawasan Amerika Utara, Amerika Selatan, China, Timur Tengah, Afrika, Australia, sebagian Eropa, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik.

Tiangong-1 diluncurkan pada 29 September 2011 dan tugasnya berakhir pada 16 Maret 2016 setelah sudah tidak memberikan sinyal apa pun ke bumi. Jika akan sampai ke permukaan Bumi, diperkirakan bahwa stasiun ini akan jatuh hingga dasar lautan.

"Serpihan benda antariksa nirawak tersebut akan jatuh ke area yang sudah ditentukan, yakni lautan, tanpa memberikan ancaman sedikit pun terhadap bumi," ujar Pimpinan Teknis Lembaga Ilmu Pengetahuan Luar Angkasa dan Teknologi China (CASTC) Zhu Congpeng, seperti dikutip Global Times.

Dasar lautan sebelumnya juga menjadi "tempat peristirahatan terakhir" bagi stasiun luar angkasa MIR dan program luar angkasa Rusia serta Observatorium Compton Gamma Ray milik Amerika Serikat.

Markus Dolensky, direktur teknis di Pusat Internasional Penelitian Astronomi Radio di Australia, mengatakan jika langit cerah saat Tiangong-1 jatuh, masyarakat berpotensi melihat "serangkaian bola api melesat di langit."

"Nantinya menyerupai bola-bola api yang perlahan menghilang, karea secara perlahan dihabiskan oleh atmosfer Bumi,” terang Dolensky seperti dilansir CNN.

Merupakan peristiwa yang tidak biasa jika benda-benda ruang angkasa bisa sampai ke Bumi. Benda antariksa terakhir yang posnya jatuh ke Bumi adalah stasiun luar angkasa Rusia berkapasitas 135 ton pada 2001.

Pendaratan stasiun tersebut dikendalikan, dengan sebagian besar terbakar saat kembali dan yang lainnya mendarat di lautan.

Sementara itu, stasiun ruang angkasa AS pertama, Skylab seberat 74 ton, jatuh ke Bumi dalam proses masuk kembali pada tahun 1979. Beberapa puing jatuh di Australia Barat yang berpenduduk jarang, tanpa menimbulkan kerusakan kecuali denda $400 karena membuang sampah sembarangan.

Baca juga artikel terkait TIANGONG-1 atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari