Menuju konten utama

Sri Mulyani Waspadai Dampak Anjloknya Peso Argentina ke Indonesia

Sri Mulyani berharap pelemahan Peso Argentina tidak berdampak terhadap negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia. 

Sri Mulyani Waspadai Dampak Anjloknya Peso Argentina ke Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjalan menuju mimbar untuk menyampaikan orasi ilmiah pada Dies Natalis Ke-38 Universitas PGRI Semarang, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019). ANTARA FOTO/R. Rekotomo/pd.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dampak pelemahan Peso Argentina terhadap mata uang negara-negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia.

"Jadi kalau sekarang terjadi di Argentina, nanti terjadi di Hong Kong, atau waktu itu seperti terjadi di Turki, memang kemudian negara-negara emerging akan mendapatkan sentimennya. Tapi kita harap tidak menimbulkan satu gejolak," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).

Komentar Sri Mulyani tersebut merespons kurs Peso Argentina yang mengalami depresiasi hingga 15 persen terhadap Dolar Amerika Serikat pada Senin (12/8/2019).

Meskipun demikian, Sri Mulyani menilai Peso Argentina melemah karena faktor internal, yakni dipicu oleh kekalahan calon presiden petahana Mauricio Macri di pemilu.

Kekalahan Mauricio dan kemenangan lawannya, Alberto Fernandez, membuat peso Argentina sejauh ini melemah 16,96 persen terhadap dolar AS, atau ke posisi 53.000/dolar AS. Pelemahan ini tercatat sebagai yang terendah dalam sepanjang sejarah.

Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap Argentina segera mengatasi pekerjaan rumahnya sehingga pelemahan peso tidak membawa dampak terhadap negara-negara berkembang lainnya.

"Itu kan berhubungan dengan ekspektasi dari market mengenai arah policy ke depan. Sehingga peso mengalami koreksi yang sangat dalam," ujar dia.

Selain itu, dinamika politik di Hong Kong juga diharapkan tidak berdampak signifikan ke ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, Hongkong kini dibelit gelombang protes besar-besaran untuk menolak rancangan undang-undang yang memungkinkan tersangka pelaku kejahatan diekstradisi ke China.

"Jadi kita berharap, kalau ini masalahnya masalah politik setempat, yang kemudian memunculkan dinamika market, ya itu akan ter-contain atau terbatas hanya kepada negara tersebut," ujar Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait EKONOMI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom