Menuju konten utama

Sri Mulyani Ungkap Sederet Komitmen Baru Negara G20

Pertemuan FMCBG juga membahas persoalan ketahanan pangan. Berbagai negara termasuk organisasi internasional berkomitmen memperkuat kerja sama.

Sri Mulyani Ungkap Sederet Komitmen Baru Negara G20
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan saat pembukaan Roundtable Keuangan Berkelanjutan untuk Transisi Iklim di sela 3rd FMCBG-FCBD G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7/2022). ANTARA FOTO/POOL/Nyoman Budhiana/hp.

tirto.id - Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) mencapai beberapa komitmen dari dari para anggota G20. Selama dua hari, para delegasi mendiskusikan berbagai isu mulai dari update mengenai risiko dan tantangan ekonomi global.

"Kita bicara mengenai isu kesehatan global, arsitektur keuangan internasional dan juga isu-isu terkait dengan sektor keuangan dan keuangan berkelanjutan, infrastruktur, dan perpajakan internasional," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Sabtu 16 Juli 2022.

Mengenai tantangan dan risiko pemulihan ekonomi, para negara anggota G20 berkomitmen untuk mencari exit strategy dari dampak pandemi. Selain itu, ketegangan geopolitik dengan adanya perang di Ukraina, kenaikan inflasi global, serta ketahanan energi dan pangan juga menjadi tantangan yang perlu diantisipasi.

"Kondisi ini memicu peningkatan inflasi dan pada akhirnya mengancam ketahanan pangan khususnya kelompok rentan. Oleh karena itu, G20 berkomitmen untuk menggunakan perangkat-perangkat kebijakan yang kita miliki untuk mempertahankan stabilitas jangka panjang," ungkapnya.

Kemudian terkait dengan masalah kesehatan global, negara G20 juga telah sepakat untuk membentuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) untuk Pembiayaan Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Respon (PPR) Pandemi. Beberapa negara komitmen untuk terlibat pendanaan ini.

"Bank Dunia dalam hal ini lewat pertemuan dewan mereka sepakat melanjutkan untuk menciptakan FIF dan melakukan gugus tugas untuk co-chair bersama Indonesia dan Italia ini akan terus dilanjutkan dan para negara donor kita juga akan bekerja sama dengan Bank Dunia, WHO, dan pemangku kepentingan lain," ujar dia.

Isu lain yang juga menjadi perhatian dalam pertemuan ini adalah keuangan berkelanjutan yang fokus memajukan tiga agenda utama yaitu transisi keuangan untuk ekonomi hijau, meningkatkan keuangan berkelanjutan, dan keterjangkauan instrumen hijau. Kemudian juga terkait masalah pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

"Dalam pertemuan FMCBG, dua topik lain yang dibahas yaitu pajak dan pembanguan, serta transparansi pajak. Anggota G20 menegaskan pembangunan teknis, untuk dua pilar perpajakan internasional tersebut. Para anggota untuk implementasikan transparansi perpajakan," lanjut dia.

Selain itu, pertemuan G20 kali ini juga membahas masalah ketahanan pangan yang juga merupakan salah satu diskusi yang paling tepat saat ini. Berbagai negara termasuk organisasi internasional berkomitmen membahas penguatan kerja sama global dalam penanganan krisis pangan.

"Di bawah topik ini kita diharapkan untuk memahami perspektif dan mengumpulkan data tentang situasi saat ini untuk mengidentifikasi masalah yang ada. Kita juga perlu mencari solusi untuk mengurangi kekurangan pasar, mendukung perdagangan pertanian dan pasar pupuk," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait FORUM G20 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky