Menuju konten utama

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Q2 2020 Minus 3,1 %

Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II atau Q2 2020 bakal mengalami kontraksi, atau minus 3,1 persen.

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Q2 2020 Minus 3,1 %
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II atau Q2 2020 bakal mengalami kontraksi.

Penurunan ini terjadi sebagai imbas dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku penuh sepanjang April-Mei 2020 dan sebagian dari bulan Juni 2020.

“Q2 diperkirakan kontraksi terjadi karena ini full PSBB diberlakukan di berbagai tempat. PSBB yang restriktif ini memengaruhi kinerja ekonomi Q2. Kami perkirakan minus 3,1 persen,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/6/2020).

Sri Mulyani menjelaskan posisi Q2 ini memang relatif berat terutama untuk menjaga keseluruhan ekonomi 2020 di kisaran positif.

Belum lagi pada Q1 2020 pertumbuhan ekonomi di kisaran 2,97 persen sudah membuat ekonomi menuju skenario sangat berat minus 0,4 persen. Meski demikian, pemerintah tetap mempertahankan target tahun 2020 yang memiliki rentang minus 0,4 sampai 2,3.

Sejalan dengan itu, prediksi pemerintah ini sejalan dengan prediksi berbagai lembaga dunia yang juga beragam. UBS dan Bloomberg memperkirakan pada Q2 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkontraksi 3,1 persen.

ING Group memprediksi minus 5,1 persen. Oxford Economics memprediksi pada Q2 2020 Indonesia akan terkontraksi lebih dalam lagi sampai minus 6,1 persen.

Sri Mulyani bilang ia berharap perlambatan ini bisa dimitigasi. Terutama agar per Q3 2020 sudah membaik dan berlanjut menjadi positif di Q4 2020.

“Kita berharap Q3 bisa pulih di kisaran nol. Technically tidak resesi,” ucap Sri Mulyani.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengharapkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II, III, dan IV 2020 tidak merosot lebih dalam, apalagi hingga ke level negatif (minus). Oleh karena itu, Jokowi meminta berbagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN) segera diterapkan.

"Kita harus mampu menahan agar laju pertumbuhan ekonomi tidak merosot lebih dalam lagi, tidak sampai minus, dan bahkan kita harapkan pelan-pelan bisa rebound,” kata Jokowi dalam rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (3/6/2020).

Jokowi berharap lewat program PEN, kegitan ekonomi domestik dapat segera pulih dari dampak pandemi virus Corona atau COVID-19.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri