Menuju konten utama

Sri Mulyani: Harga Komoditas Utama Dunia Masih Relatif Tinggi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, harga komoditas utama global masih mengalami peningkatan dan penuh ketidakpastian.

Sri Mulyani: Harga Komoditas Utama Dunia Masih Relatif Tinggi
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap menyampaikan laporan pemerintah saat rapat paripurna DPR ke-4 masa persidangan I tahun 2022-2023 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, harga komoditas utama global masih mengalami peningkatan dan penuh ketidakpastian. Hal ini tercermin dari beberapa komoditas yang bergerak secara fluktuatif dalam beberapa bulan ke belakang.

"Harga komoditas utama dunia yang sangat masih relatif dalam posisi tinggi namun volatilitasnya juga cukup tinggi. Dari mulai harga gas yang meningkat kemudian merosot naik lagi dan merosot," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi Oktober, di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Berdasarkan data Kemenkeu, harga gas alam sempat berada di 5,68 dolar AS/MMBtu. Kemudian meningkat mencapai 9,40 dolar AS dan turun menjadi 6,44 dolar AS per MMBtu.

"CPO kita juga mengalami penurunan cukup drastis dalam satu setengah bulan," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyebut harga CPO saat ini terkontraksi sebesar minus 32,3 persen secara year to date berada di 817,1 dolar AS per ton. Sementara untuk harga gandum juga mengalami penurunan yang kini berada di 650 dolar AS/bushels.

"Dari sisi harga jagung yang tempat turun sekarang melambat naik kembali," ujarnya.

Bendahara Negara itu menyebut harga komoditas ini masih sangat cenderung tinggi. Hal itu karena memang salah satu faktor mempengaruhinya yakni geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina.

"Ini yang mengganggu sisi pasokan, mengganggu sisi distribusi cenderung membuat harga dari harga komoditas-komoditas ini menjadi tinggi dan bergejolak," pungkasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat harga komoditas di tingkat global pada September 2022 mengalami penurunan dibandingkan beberapa bulan terakhir. Penurunan terjadi misalnya pada harga komoditas minyak kelapa sawit dan bijih besi.

"Minyak kelapa sawit lebih rendah 23,03 persen. Sementara untuk bijih besi ini lebih rendah 19,85 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (17/10/2022).

Namun untuk beberapa komoditas lainnya terjadi peningkatan pada September 2022 dibanding 2021. Contohnya untuk komoditas nikel, yang mengalami peningkatan sebesar 17,96 persen.

Selain itu terdapat minyak mentah yang harganya lebih tinggi 21,18 persen dibandingkan September 2021. Sementara batu bara mengalami peningkatan 120,11 persen, serta gas alam yang juga meningkat 51,88 persen.

Beberapa harga komoditas di tingkat global tersebut, secara tidak langsung telah mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia pada bulan lalu.

Baca juga artikel terkait HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang