Menuju konten utama

Sri Mulyani: DPR Setujui Asumsi Makro RAPBN 2020

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akhirnya menyetujui asumsi makro RAPBN 2020 yang dibahas dalam rapat di Badan Anggaran hari ini, Senin (8/7/2019).

Sri Mulyani: DPR Setujui Asumsi Makro RAPBN 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto seusai menyampaikan tanggapan Pemerintah pada Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto.

tirto.id - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akhirnya menyetujui asumsi makro RAPBN 2020 yang dibahas dalam rapat di Badan Anggaran hari ini, Senin (8/7/2019).

Anggota Banggar John Kennedy dari Fraksi Partai Golkar mengatakan telah disepakati asumsi makro yang dibahas oleh empat panitia kerja (Panja) yang sudah dibentuk sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kesepakatan soal asumsi makro tersebut nantinya akan disampaikan dan dibahas kembali dalam sidang kabinet.

"Kami terima kasub kepada seluruh panja. Tentu ada beberapa hal yang nanti kita lihat dalam penyusunan nota keuangan final. Kesepakatan ini nanti akan kami jadikan rambu-rambu jika ada perubahan tentu akan kami sampaikan," ujar Sri Mulyani di Badan Anggaran DPR RI, Senin (8/7/2019).

Anggota Banggar dari Fraksi Golkar John Kenedy Azis mengatakan, kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang disepakati tersebut antara lain adalah pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 persen hingga 5,5 persen.

Selain itu, inflasi di kisaran 2-4 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp14.000-Rp 14.500, tingkat bunga SPN-3 bulan 5 persen-5,5 persen.

"Harga minyak mentah Indonesia 60-70 dolar AS/barrel, lifting minyak bumi 695-840 dolar AS/barrel, lifting gas bumi 1.191-1.300 ribu barel setara minyak/hari," tuturnya.

Sementara target pembangunan 2020 antara lain target pengangguran 4,8 persen-5,1 persen, kemiskinan 8,5 persen-9 persen, gini rasio 0,35-0,38, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 72,52.

"Perkiraan cukup realistis dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi domestik dan prospek pelemahan ekonomi global," pungkas John.

Baca juga artikel terkait RAPBN 2020 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri