Menuju konten utama

Sri Mulyani Ajak Seluruh Profesi Keuangan jaga Ekonomi RI

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengajak seluruh profesi keuangan untuk terlibat dalam menjaga sektor keuangan dan perekonomian Indonesia.

Sri Mulyani Ajak Seluruh Profesi Keuangan jaga Ekonomi RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) menghadiri rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengajak seluruh profesi keuangan untuk terlibat dalam menjaga sektor keuangan dan perekonomian Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang tengah berada dalam ketidakpastian.

"Ini adalah sebuah tantangan tidak mudah. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh profesi keuangan menjaga sektor keuangan dengan waspada dan profesional," kata Sri Mulyani dalam Pembukaan Keuangan Profesi Expo 2022, di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Dia menjelaskan perekonomian Indonesia saat ini sedang dalam proses pemulihan pasca dihantam pandemi COVID-19. Proses tersebut kata Sri Mulyani menjadi tantangan, karena di tengah pertumbuhan ekonomi sedang berangsur baik, awan gelap justru menyelimuti perekonomian global.

"Pada saat kita melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II menguat 5,4 persen, di sisi lain kita melihat risiko baru muncul dalam ketegangan politik di Eropa yang menimbulkan dampak negatif," ujarnya.

Bendahara negara itu mengatakan, ketegangan geopolitik terjadi di Eropa turut membawa dampak terhadap krisis pangan, energi, dan potensi terjadinya krisis keuangan. Karena itu, pemerintah akan terus menggunakan instrumen fiskalnya agar mampu melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia.

"Perkembangan dunia yang bergejolak patut kita waspadai. Namun tidak berarti kita gentar, kita tetap optimis namun waspada," katanya.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan terus memantau perkembangan situasi ekonomi Indonesia dari kemungkinan terjadinya resesi global di 2023. Hal itu karena negara terbesar di dunia seperti Amerika, Eropa, China, sedang dalam suasana dan proses adjustment yang tidak mudah.

"Kami akan terus melihat perkembangan yang memang sangat dinamis saat ini di seluruh dunia. Dari berbagai yang kita ikuti di negara-negara yang selama ini merupakan negara terbesar di dunia dalam suasana dan proses adjustment yang tidak mudah, dan pasti akan memberikan dampak kepada seluruh dunia," kata Sri Mulyani di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Untuk Indonesia, sejauh ini pemerintah masih memperkirakan sampai dengan akhir tahun pertumbuhan masih cukup resilien. Terutama ditopang pada kuartal III-2022. Hal ini tercermin dari konsumsi masih bagus, ekspor masih sangat kuat, dan investasi sudah mulai pulih.

"Kalau untuk kuartal IV tadi saya sampaikan, belanja pemerintah mungkin akan cukup banyak mengkontribusikan," kata dia.

Tetapi pada 2023, kata Sri Mulyani jika dilihat environment-nya akan menjadi lebih melemah. Karenanya, pemerintah akan tetap menjaga resiliensi sebagai shock absorber dan domestic demand harus tetap terjaga.

"Oleh karena itu daya beli harus dijaga secara sangat hati-hati, makanya tadi yang disampaikan dari dunia usaha pertumbuhan kredit sudah meningkat itu semuanya bisa menciptakan pekerjaan, income, dan daya beli," jelasnya

"Ini semuanya adalah cara kita, dan kita menggunakan tools APBN dan bekerja sama dengan BI untuk terus menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dan mendorong pemulihannya," sambungnya.

Baca juga artikel terkait PEREKONOMIAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin