Menuju konten utama

Sosok Ryuichi Sakamoto yang Meninggal, Sang Legenda Musik Jepang

Profil Ryuichi Sukamoto legenda musik Jepang yang meninggal dunia.

Sosok Ryuichi Sakamoto yang Meninggal, Sang Legenda Musik Jepang
Komposer Jepang Ryuichi Sakamoto, berbicara di 'Nissan Leaf The New Owner's Meeting' di Tokyo pada 18 Maret 2012. (AP Photo/Itsuo Inouye, File)

tirto.id - Legenda musik elektrik Jepang Ryuichi Sakamoto meninggal dunia pada Selasa, 28 Maret 2023 di usianya yang ke 71 tahun.

Sakamoto meninggal dalam pertarungannya melawan penyakit kanker usus yang dideritanya sejak Juni 2020.

Perjuangannya melawan kanker bukan pertama kali dia jalani, pada tahun 2014 lalu ia juga pernah didiagnosis kanker tenggorokan.

Selama menjalani perawatan kanker, Sakamoto tetap berusaha membuat karya di studio rumahnya kapan pun kondisi kesehatannya memungkinkan.

Seperti diumumkan dalam laman resminya, berdasarkan keinginan Sakamoto sebelum meninggal, pemakaman Sakamoto digelar tertutup yang dihadiri keluarga dan orang terdekat.

“Kami ingin membagikan kata-kata favorit Sakamoto, “ars longa, vita brevis” seni itu panjang, hidup itu singkat,” dikutip dari keterangan resminya.

Profil Ryuichi Sakamoto

Ryuichi Sakamoto lahir pada 17 Januari 1952 di Tokyo, Jepang. Dia mulai bermusik pada usia enam tahun saat menekuni permainan piano.

Melansir Japan Times, Sakamoto mempelajari komposisi musik di Universitas Seni Tokyo pada awal tahun 1970-an. Selama periode inilah ia pertama kali mulai bermain sebagai musisi sesi dan bekerja sebagai penulis untuk musisi lain.

Melalui pekerjaan ini, ia terhubung dengan Haruomi Hosono dan Yukihiro Takahashi, yang kemudian membentuk grup synth-pop Yellow Magic Orchestra (YMO). Bersama-sama, ketiganya menjadi bintang besar di Jepang dan menjadi fenomena di luar negeri.

Pada waktu yang hampir bersamaan dengan berdirinya YMO, Sakamoto mulai merilis karya solonya sendiri, dimulai dengan "Thousand Knives of Ryuichi Sakamoto" pada tahun 1978.

Lebih bersifat eksperimental, Sakamoto menghabiskan akhir tahun 70-an dan sebagian besar tahun 80-an mengutak-atik suara elektronik dan tradisi global, dengan lagu-lagu seperti "Riot In Lagos" pada tahun 1980-an yang memengaruhi rapper New York, pencipta techno Detroit, dan banyak lagi. Pada saat yang sama, ia tetap menjadi produser pop yang diminati di Jepang, bekerja sama dengan artis-artis besar.

Sakamoto juga banyak terlibat dalam industri film. Karier film pertamanya adalah untuk film "Merry Christmas Mr. Lawrence" pada tahun 1983, di mana ia juga memainkan peran di layar bersama musisi legendaris David Bowie.

Dia melanjutkan karier film di tahun-tahun berikutnya, termasuk untuk film "The Last Emperor" tahun 1987, yang dibuat bersama sesama musisi David Byrne dan Cong Su. Dia memenangkan Academy Award untuk Best Original Score, menjadi musisi Jepang pertama yang memenangkan Oscar.

Dia tetap sibuk pada tahun 1990-an, menggubah musik untuk upacara pembukaan Olimpiade 1992 di Barcelona sambil mencoba-coba berbagai hal, mulai dari karya orkestra hingga bossa nova yang berirama santai.

Pada tahun 2019, Sakamoto membuat sejarah tangga lagu Jepang ketika lagunya yang berjudul "Energy Flow" memuncaki tangga lagu Oricon, menjadi lagu instrumental pertama yang pernah melakukannya.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra