Menuju konten utama

Sosialisi Visi Misi Batal karena Kubu Jokowi & Prabowo Tak Sepaham

BPN Prabowo-Sandi menyesalkan karena kubu Jokowi-Ma'ruf yang “ngotot” tak mau bila penyampaian visi misi dilakukan langsung oleh paslon.

Sosialisi Visi Misi Batal karena Kubu Jokowi & Prabowo Tak Sepaham
Ketua KPU Arief Budiman memberikan keterangan pers sebelum memimpin jalannya rapat koordinasi bersama Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf dan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi di Gedung KPU, Rabu (19/12/2018). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) batal memfasilitasi sosialisasi visi misi dan program capres-cawapres pada 9 Januari 2019. Keputusan ini diambil setelah kedua kubu, yaitu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga tak sepaham.

Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan awalnya lembaganya berniat baik untuk membantu memfasilitasi kegiatan ini. Namun, karena kedua kubu saling “ngotot”, maka KPU menyerahkannya ke masing-masing tim pemenangan.

“KPU selalu mengatakan semua harus sepakat. Kalau enggak agak repot KPU. Karena masih punya ide yang beda, sosialisasi diputuskan dilakukan masing-masing paslon,” kata kata Arief di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).

Dalam konteks ini, kubu paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf meminta penyampaian visi misi cukup dilakukan oleh tim sukses, sementara tim paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi menginginkan visi misinya disampaikan langsung oleh masing-masing paslon.

Alotnya perdebatan soal teknis itu membuat KPU membatalkan acara penyampaikan visi misi itu. KPU menyerahkan sepenuhnya kepada setiap paslon untuk menyampaikan visi misi serta program kerjanya, tanpa harus difasilitasi KPU.

Respons Kubu Jokowi dan Prabowo

Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo, Aria Bima mengatakan kubunya bersikukuh agar sosialisasi visi misi ini cukup disampaikan tim sukses saja. Selain itu, kata dia, durasi penyampaian visi misi selama dua jam yang langsung disampaikan paslon dinilai tak efisien.

Sebab, Arya menilai, pelaksanaan debat sebanyak lima kali yang sudah ditetapkan KPU sudah cukup bagi setiap paslon dalam menyampaikan visi misinya.

"Ya nanti saja langsung pas lima kali debat, nanti tarung saja,” kata Aria Bima saat dihubungi reporter Tirto, Sabtu (5/1/2019).

Karena itu, kata politikus PDIP ini, TKN Jokowi-Ma'ruf berinisiatif pada 9 Januari 2019 untuk mengundang sejumlah stasiun televisi dan media massa lainnya untuk memaparkan visi misi pasangan nomor urut 01 itu.

Inisiatif tersebut, kata Arya, dibolehkan KPU. “Yang menyampaikan tim dari TKN,” kata Arya.

Sebaliknya, BPN Prabowo-Sandi menyesalkan batalnya gelaran paparan visi dan misi ini. Mereka menyesalkan karena kubu Jokowi-Ma'ruf yang “ngotot” tak mau bila penyampaian visi misi dilakukan langsung oleh paslon.

“Seharusnya KPU tetap menggelar paparan visi dan misi calon presiden sebelum debat paslon diselenggarakan,” kata Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/1/2019).

Menurut Sudirman pentingnya pasangan calon memaparkan langsung visi dan misinya tersebut agar masyarakat tahu sejauh mana paslon memahami segala permasalahan bangsa yang terjadi.

"Bagaimana cara paslon mengentaskan segala masalah yang terjadi di bangsa ini perlu disampaikan dan sejauh mana paslon memahami masalah bangsa juga perlu diketahui masyarakat,” kata Sudirman.

Apalagi, kata mantan menteri ESDM ini, kedua paslon hanya tinggal memberikan pendalaman atas visi dan misi yang akan dilakukan ketika terpilih menjadi pasangan presiden dan wakil presiden pada April nanti.

“Jadi ketika debat capres, paslon to the point atas apa yang menjadi visi dan misinya. Bukan debat kusir atau berangan-angan yang membuat masyarakat kesulitan menagih janjinya ketika terpilih nanti,” kata Sudirman.

Tim Jokowi-Ma'ruf Takut?

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin mengatakan memang sebaiknya visi dan misi disampaikan langsung oleh paslon. Namun, kata Ujang, tak menjadi soal bila perwakilan tim sukses yang membacakannya.

"Afdalnya sih oleh capres-cawapres," kata Ujang kepada reprter Tirto.

Ujang menyangsikan alasan kubu Jokowi-Ma'ruf yang tak mau visi misi disampaikan langsung oleh paslon hanya karena semata karena teknis. Menurutnya, ada kemungkinan Jokowi-Ma'ruf memang menghindari intensitas pertemuan dengan lawannya itu.

"Karena kita tahu, ada lima putaran debat yang harus diikuti oleh mereka," kata Ujang.

Ujang sangat menyayangkan batalnya rencana sosialisasi itu. Sebab, kata dia, penyampaian visi misi dan program kerja penting agar masyarakat mengetahui.

“Jika penyampaian visi dan misi penting untuk pembangunan bangsa ke depan, maka lebih bijak jika kedua kubu menyepakati agar visi dan misi dibacakan langsung oleh capres dan cawapres,” kata Ujang.

Sementara itu, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengatakan visi dan misi pasangan calon presiden cukup disampaikan saat debat. “Siapa yang bilang kami takut. Penyampaiam visi dan misi, kan, bisa dalam debat, lima kali tuh,” kata dia.

Menurut Karding momentum debat memang biasanya digunakan oleh paslon untuk menyampaikan visi dan misi. Bila dalam debat tak ada penyampaian visi misi, kata Karding, akan mengurangi sakralitas dari momentum debat tersebut.

Karding memaparkan, terdapat waktu 12 menit di tiap sesi bagi para pasangan calon, khusus untuk menyampaikan visi misi. Jika debat dilakukan lima kali, waktu penyampaian visi misi 60 menit.

Politikus PKB ini menilai adu gagasan dan program bisa terlaksana melalui wadah ini. Sehingga, debat pun bisa berlangsung menarik masyarakat. “Nanti debat itu akan datar-datar saja. Enggak menarik,” kata dia.

“Debat ini ditunggu orang banyak, kalau sejak awal sudah terlalu sering muncul dalam topik yang sama, itu akan membuat tidak menarik,” kata Karding.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Abdul Aziz