Menuju konten utama

Sopir Taksi Bunuh Diri dan Utang yang Bisa Sebabkan Depresi

Penelitian mengungkap orang-orang punya utang tiga kali lebih mungkin memiliki masalah kesehatan mental daripada yang tidak berutang.

Sopir Taksi Bunuh Diri dan Utang yang Bisa Sebabkan Depresi
Ilustrasi bunuh diri. FOTO/Istock

tirto.id - Seorang sopir taksi bunuh diri karena terlilit utang pinjaman online. Pengacara Publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Jeanny Silvia Sari Sirait mengatakan, kasus seperti ini kerap berulang terjadi.

Penelitian yang dipublikasikan oleh Clinical Psychology Review mengungkap orang-orang punya utang, tiga kali lebih mungkin memiliki masalah kesehatan mental daripada mereka yang tidak berutang.

Para peneliti dari University of Southampton, bersama dengan seorang peneliti dari Kingston University, melakukan tinjauan sistematis pada semua penelitian sebelumnya yang melihat hubungan antara masalah kesehatan dan utang tanpa jaminan.

Mereka melakukan 'meta-analisis' yang dilakukan pertama kali untuk masalah ini. Secara statistik menggabungkan hasil penelitian sebelumnya yang melibatkan hampir 34 ribu peserta.

Hasilnya, mereka yang berutang lebih dari tiga kali lebih mungkin memiliki masalah kesehatan mental dibandingkan mereka yang tidak berutang.

Peneliti menemukan, mereka yang berutang juga lebih mungkin menderita depresi, ketergantungan obat-obatan dan psikosis, dan hasilnya juga menunjukkan mereka yang meninggal karena bunuh diri lebih mungkin dalam keadaan berutang.

“Penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat antara utang dan kesehatan mental namun sulit untuk mengatakan yang menyebabkannya. Mungkin utang mengarah untuk kesehatan mental yang lebih buruk karena stres yang ditimbulkannya," jelas Thomas Richardson Psikolog Klinis dari University of Southampton yang juga menulis penelitian.

Mungkin juga mereka yang memiliki masalah kesehatan mental lebih rentan terhadap utang karena faktor-faktor lain, seperti lapangan kerja yang tidak menentu. Yang mengalami depresi mungkin berjuang untuk mengatasi masalah keuangan dan berutang, yang kemudian membuat mereka lebih mengalami depresi.

Richardson dan rekan-rekannya melanjutkan penelitian mereka tentang masalah utang ini. Penelitian yang dipublikasikan Community Mental Health Journal itu menunjukkan, orang yang mengalami kesulitan keuangan dan khawatir tentang utang di universitas meningkatkan risiko kondisi kesehatan mental seperti depresi dan ketergantungan alkohol.

Studi ini meminta lebih dari 400 mahasiswa tahun pertama sarjana dari universitas di seluruh Inggris untuk menilai berbagai faktor keuangan termasuk kemakmuran keluarga dan kesulitan keuangan baru-baru ini.

Kesulitan keuangan itu misalnya tidak mampu membayar tagihan atau harus meminjam uang dan sikap terhadap keuangan mereka pada empat titik waktu di tahun pertama mereka di universitas. Hasilnya, kesulitan keuangan mempengaruhi kesehatan mental yang buruk.

Studi ini juga menemukan, siswa yang telah mempertimbangkan tidak pergi ke universitas atau telah mempertimbangkan meninggalkan kuliah mereka karena alasan keuangan memiliki penurunan yang lebih besar dalam kesehatan mental dari waktu ke waktu.

"Temuan ini menunjukkan lingkaran setan di mana kecemasan dan masalah minum memperburuk kesulitan keuangan, yang kemudian meningkatkan kecemasan dan asupan alkohol. Karena itu, intervensi untuk mengatasi kedua kesulitan pada saat yang sama kemungkinan besar akan efektif,"jelas Thomas Richardson, penulis penelitian.

-------------

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Febriansyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra