Menuju konten utama

Sopir Jadi Tersangka Pembunuhan 39 Orang dalam Truk di Inggris

Sopir truk pendingin menjadi tersangka kasus pembunuhan 39 orang yang ditemukan di dalam kontainernya.

Sopir Jadi Tersangka Pembunuhan 39 Orang dalam Truk di Inggris
Polisi mengawal truk yang ditemukan berisi sejumlah besar mayat, ketika mereka memindahkannya dari kawasan industri di Thurrock, Inggris selatan, Rabu 23 Oktober 2019. Hibah Alastair/AP

tirto.id - Kepolisian Inggris menemukan 39 orang tewas dalam sebuah truk pendingin pada minggu lalu. Sopir truk, Maurice Robinson (25) dari Irlandia Utara ditahan dengan dakwaan 39 kasus pembunuhan, konspirasi perdagangan manusia, konspirasi mengawal imigrasi ilegal, dan pencucian uang. DW melansir, Robinson diadili pada Senin (28/10/2019).

Tiga tersangka lainnya yang ditahan atas dugaan pembunuhan dan perdagangan manusia telah dibebaskan bersyarat. Polisi masih berupaya mengidentifikasi korban satu per satu.

Polisi mengindikasikan, semua korban meninggal adalah warga negara Cina, dan mengatakan investigasi masih terus berjalan. Namun, ada laporan dari dua keluarga Vietnam yang mengatakan mereka khawatir akan keadaan saudara mereka, yang kemungkinan memakai paspor Cina palsu dan menjadi bagian dari 39 mayat tersebut.

Jumat (25/10/2019) lalu, Duta Vietnam yang ada di London menghubungi polisi terkait jenazah perempuan yang ditemukan dalam truk dan diduga adalah orang Vietnam. Ia dicari-cari oleh keluarga mereka di Vietnam, sejak kabar mengenai truk tersebut terkuak.

Diperkirakan 10 korban di antaranya adalah warga Vietnam. Sejauh ini, ada enam keluarga di Vietnam yang mencemaskan anggota keluarganya. Mereka menduga anggota keluarganya yang hilang merupakan satu di antaranya 39 mayat tersebut.

Perwakilan VietHome, sebuah komunitas Vietnam di Inggris mengirim 20 foto anggotanya yang hilang ke kepolisian untuk dicocokkan dengan daftar korban.

Robinson, sopir truk ditahan setelah mayat ditemukan dalam truk saat pemeriksaan di dekat pelabuhan Purfleet, Inggris. Truk kontainer tersebut beroperasi dari Zeebrugge, Belgia.

"Seluruh negara dan pastinya seluruh dunia terkejut dengan tragedi ini, dan menyesalkan buruknya nasib orang-orang tak bersalah yang mengharapkan penghidupan yang lebih baik ini," kata Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris, dikutip The Strait Times.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel mengatakan kepada parlemen, investigasi akan dilakukan untuk menguraikan "kriminalitas yang membentang hingga separuh dunia" ini.

Beberapa dugaan menyatakan korban banyak berasal dari area pertanian padi, Nghe An dan Ha Tinh, dua wilayah paling miskin di Vietnam.

Sekitar 70 persen kasus perdagangan manusia di Inggris adalah orang Vietnam ada tahun 2006 hingga 2016. Mereka dieksploitasi untuk bekerja di ladang produksi kanabis dan bekerja di salon kuku.

Laporan Pacific Links Foundation, organisasi anti perdagangan manusia yang berbasi di AS, Maret lalu mengidentifikasi Nghe An adalah rumah bagi banyak korban perdagangan manusia yang berakhir di Eropa.

Ha Tinh, yang luluh lantak akibat bencana alam tahun 2016, memiliki pabrik besi yang dimiliki oleh Formosa Plastik, Taiwan yang mengontaminasi air di wilayah tersebut dan menghancurkan sektor pariwisata serta perikanan.

"Kalau boleh memutar waktu, saya tidak akan izinkan dia pergi," kata Hoang Thi Ai, ibu dari Hoang Van Tiep (18), yang diduga salah satu dari korban. "Saya membersihkan kamarnya tiap hari berharap dia bukan bagian dari mayat dalam truk," tambahnya.

Polisi mengatakan beberapa korban membawa identitas resmi, dan mereka menggunakan sidik jari, catatan gigi, DNA, dan foto-foto dari teman atau kerabat.

Pemerintah Vietnam mengatakan Inggris telah mengirim dokumen dan mencari bantuan untuk mengidentifikasi empat mayat. Wakil Menteri Luar Negeri Bui Thanh Son mengatakan Vietnam masih belum dapat mengonfirmasi kewarganegaraan salah satu korban.

Baca juga artikel terkait PERDAGANGAN MANUSIA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Hukum
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra