Menuju konten utama
Konser untuk Koes Plus

Solidaritas untuk Gempa Ambon, Glenn Fredly Sumbang Hasil Konser

Glenn Fredly tampil di konser musik "Tanda Mata untuk Koes Plus Bersaudara", pendapatannya akan disumbangkan untuk korban gempa Ambon dan korban asap di Riau. 

Solidaritas untuk Gempa Ambon, Glenn Fredly Sumbang Hasil Konser
Penyanyi Glenn Fredly tampil membawakan hits andalannya dalam konser "Law Music Project" di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (10/11/2017). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

tirto.id - Glenn Fredly baru saja tampil di konser musik bertajuk "Tanda Mata untuk Koes Plus Bersaudara" di Balai Sarbini, Jakarta pada Senin malam, 30 September 2019. Namun, ia bilang, pendapatan dari konser tersebut akan disumbangkan untuk korban gempa Ambon dan korban asap di Riau.

"Apa yang kami dapatkan dalam konser hari ini akan kami sumbangkan untuk saudara kita di Riau yang jadi korban asap dan juga saudara kita di Ambon, Maluku," kata Glenn Fredly seperti dilansir Antara.

Dalam kesempatan itu, Glenn juga mengucapkan terima kasih kepada para penonton yang mau datang ke acara konser di saat situasi keamanan di sekitar kawasan Semanggi yang kurang memungkinkan akibat demonstrasi.

"Saya menaruh hormat buat teman-teman yang sudah punya tiket tapi tidak bisa datang ke tempat ini. Terima kasih juga buat teman-teman yang sudah berjuang untuk ke sini dan saya percaya ini bukan kebetulan," ujarnya.

Konser Tanda Mata yang digelar kemarin merupakan tahun keempat. Kali ini, Glenn ingin mengapresiasi rekam jejak Koes Plus Bersaudara di industri musik Indonesia. Dalam konser ini juga diisi oleh berbagai musisi dalam lintas generasi.

Seperti Nona Ria, JFK, Elephant Kind, Rio Febrian, Damon Koeswoyo, Titiek Puspa, Kristina, Dira Sugandi, DePasto, Ivan Nestorman, Institut Musik Jalanan (Sinyo), dan Kerontjong Toegoe.

Jejak Koes Plus Bersaudara

Grup musik keluarga Koes telah berkiprah selama kurun waktu 1962-1969 diawali dengan nama Koes Bersaudara dengan personel Tonny Koeswoyo, Yon, Yok, dan Nomo.

Grup ini meraih kesuksesan dalam beberapa album rekaman berikutnya selama beberapa tahun sebelum dipenjarakan oleh rezim Orde Lama Soekarno di Penjara Glodok pada tanggal 29 Juni 1965.

Koes Bersaudara berubah menjadi Koes Plus tahun 1969. Murry bergabung menggantikan Nomo sebagai drumer. Lagu kondang dari Koes Bersaudara di antaranya "Telaga Sunyi", "Pagi yang Indah", "Bis Sekolah", dan "Dara Manisku".

Nama Koes Plus mulai dielu-elukan khalayak setelah tampil membawakan lagu "Derita" serta "Manis Dan Sayang", "Senja", "Cintamu Telah Berlalu" dalam acara Jambore Band di Istora Senayan November 1970. Periode 1970-an seolah menjadi era mereka.

Lagu-lagu mereka hits di tangga lagu Indonesia, dinyanyikan semua umur, seperti "Bujangan", "Muda-Mudi", "Kembali ke Jakarta", dan lainnya. Beberapa lagu yang dipopulerkan Koes Plus antara lain "Kolam Susu", "Diana", dan "Bujangan".

Koes Plus menjadi grup musik legendaris dan memiliki penggemar yang terus bertahan, misalnya Jiwa Nusantara, komunitas penggemar Koes Plus dan Koes Bersaudara. Anak-anak anggota Koes Plus seperti David (putra Yon Koeswoyo) dan Rico (putra Murry), meneruskan kiprahnya di bidang musik dengan membentuk grup musik Junior.

Baca juga artikel terkait KONSER MUSIK 2019 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH