Menuju konten utama

Sokong EBT Terbesar, Arkora Hydro Target Bangun 13 PLTA

Saat ini, Arkora Hydro sudah mengoperasikan dua PLTA sebesar 17,4 megawatt (MW) di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah.

Sokong EBT Terbesar, Arkora Hydro Target Bangun 13 PLTA
Pekerja melakukan penggalian Silo 1 sebelum dipasang turbin pada area power house PLTA Jatigede, Desa Kadujaya, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (3/11). Pembangunan PLTA Jatigede yang berkapasitas 2 X 55 MW melalui pemanfaatan air dari waduk Jatigede yang mengalir ke sungai Cimanuk, saat ini telah mencapai 14,27 persen dan direncanakan beroperasi pada Mei 2019 guna membantu pasokan listrik di wilayah Bandung dan Cirebon. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ama/16

tirto.id - Perusahaan energi, PT Arkora Hydro menargetkan membangun 13 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas mencapai 140,5 megawatt (MW). Biaya proyek tersebut ditaksir sebesar 1,8 juta - 2,2 juta dolar AS per MW.

"Dalam jangka waktu 4 tahun ke depan kami berencana sudah memiliki sekitar 125 MW dari hydropower yang beroperasi. Lalu dalam jangka waktu 7-8 tahun bisa terus bertambah menjadi kapasitas 150-200 MW dari hydropower yang sudah beroperasi," kata Presiden Direktur Arkora Hydro, Aldo Artoko dalam pernyataanya, Jumat (1/4/2022).

Saat ini, perusahaan sudah mengoperasikan dua PLTA sebesar 17,4 megawatt (MW) di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah. Arkora juga sedang melakukan pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 10 MW di Sulawesi Tengah-2 dengan target commisioning date pada kuartal I-2023 dan pembangkit 5,4 MW di Lampung, Sumatera, dengan target commissioning date pada kuartal IV-2024.

PLTA saat ini merupakan penyokong terbesar pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). Pada 2021, gabungan pembangkit listrik tenaga air mencapai 6.601,9 MW. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional 2017, potensi PLTA mencapai 94.476 MW. Dengan kapasitas yang sekarang, potensi PLTA yang termanfaatkan baru 6,99 persen.

Meskipun masih kecil, sumbangan PLTA terhadap total kapasitas pembangkit EBT tergolong besar. Berdasarkan data Kementerian ESDM, per 2021, kontribusi PLTA dalam EBT mencapai 59 persen. Dalam RUPTL 2021-2030 juga disebutkan bahwa PLN menargetkan penambahan kapasitas PLTA sebesar 3.150 MW.

Selain itu, biaya pembangkitan dengan menggunakan EBT sudah semakin turun dan kompetitif, termasuk harga listrik yang berasal dari PLTA.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam sejumlah kesempatan mengungkapkan, harga jual listrik PLTA saat ini sudah berada di kisaran Rp943 - 945 per kWh (di bawah Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Nasional Tahun 2020 sebesar Rp1027 per kWh).

Aldo melanjutkan, pada pertemuan G20 di Yogyakarta pekan lalu yang beragendakan transisi energi, Arkora dan PLN menandatangani kerja sama strategis dalam upaya menuju karbon netral atau net zero emission di 2060.

Melalui anak usahanya, PT Arkora Energi Baru menandatangani kesepakatan jual-beli listrik (Power Purchasing Agreement/PPA) dengan PLN untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLMH) Kukusan 2. Pembelian listrik dari PLTM Kukusan 2 akan dilakukan oleh PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung.

“Penandatanganan PPA ini merupakan komitmen jangka panjang kami untuk terus membangun pembangkit listrik tenaga air yang merupakan bagian penting dari energi baru terbarukan,” ucap Aldo.

Selain total 32,8 MW dari kapasitas pembangkit tenaga air yang terpasang dan dalam tahap konstruksi, serta kerjasama yang dijalin bersama PLN, Arkora Hydro terus aktif mengembangkan potensi-potensi tenaga air baik secara organik maupun inorganik.

Baca juga artikel terkait PEMBANGUNAN PLTA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky