Menuju konten utama

Soemarsono Wafat, Saksi Sejarah Pertempuran Surabaya & PKI Madiun

Soemarsono berperan besar dalam sejumlah peristiwa bersejarah di Indonesia, namun namanya seolah dilupakan.

Soemarsono Wafat, Saksi Sejarah Pertempuran Surabaya & PKI Madiun
Soemarsono. FOTO/Goodreads

tirto.id - Soemarsono, saksi sejarah dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945 dan peristiwa PKI Madiun 1948, dikabarkan meninggal dunia. Soemarsono wafat pada Selasa (8/1/2019) di Sidney, Australia, dalam usia 97 tahun.

Lahir di Kutoarjo, Jawa Tengah, tanggal 22 September 1921, nama Soemarsono seolah terlupakan. Padahal, ia berandil besar dalam pertempuran 10 November 1945 yang kemudian diabadikan menjadi Hari Pahlawan. Namanya juga sering disebut-sebut dalam Peristiwa PKI Madiun 1948.

Dahlan Iskan pernah menulis artikel panjang tentang Soemarsono, dimuat di harian Jawa Pos secara bersambung pada Agustus 2009. Dahlan sebelumnya berhasil menemui Soemarsono yang sedang berada di Jakarta untuk menengok anaknya, sebelum pulang ke Australia.

“Hampir lima jam saya bicara dengan Soemarsono. Tentu, saya menanyakan banyak hal. Mulai Pertempuran Surabaya sampai ke soal Peristiwa Madiun yang menewaskan banyak sekali keluarga saya,” tulis Dahlan.

Seperti yang dipaparkan Dahlan, Soemarsono memang menjadi salah satu tokoh utama dalam Peristiwa PKI Madiun 1948 yang menggegerkan tersebut. Inilah yang nantinya memunculkan kontroversi tentang tokoh saksi sejarah ini.

Sebelumnya, tidak lama setelah Indonesia merdeka, Soemarsono turut bertempur bersama arek-arek Surabaya pada November 1945. Namun, kiprahnya seolah tenggelam, berbeda dengan Bung Tomo yang kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah RI.

Soemarsono, sebut Dahlan, masih ingat secara rinci tentang pertempuran itu. Namun, ia enggan menonjolkan diri. ”Saya tidak ingin ada orang yang dipahlawankan dalam pertempuran Surabaya itu. Pahlawan sebenarnya adalah rakyat,” ujarnya kepada Dahlan.

Semasa era Orde Baru di bawah rezim Soeharto, Soemarsono pernah dipenjara dalam waktu yang cukup lama. Setelah bebas, ia memilih pindah ke Sidney dan menjadi warga negara Australia hingga akhir hayatnya.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Humaniora
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya