Menuju konten utama

Soal Peningkatan Gempa di Bengkulu-Lampung, BMKG Minta Waspada

Sejak November 2020 telah terjadi 16 kali gempa signifikan dengan kekuatan magnitudo di atas 5,0 di selatan Bengkulu-Lampung.

Soal Peningkatan Gempa di Bengkulu-Lampung, BMKG Minta Waspada
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dalam tiga bulan terakhir ini, kata Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah terjadi peningkatan aktivitas gempa signifikan di Samudra Hindia selatan Bengkulu-Lampung.

Maka daripada itu, Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengimbau kepada masyarakat di sekitar pesisir Bengkulu, Lampung dan Pulau Enggano untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona gempa di Samudra Hindia selatan Bengkulu dan Lampung saat ini memang sedang terjadi peningkatan aktivitasnya sejak tiga bulan terakhir," kata Daryono seperti diwartakan Antara, Jumat, 19 Februari 2021.

Sejak November 2020, kata Daryono, telah terjadi 16 kali gempa signifikan dengan kekuatan magnitudo di atas 5,0. Gempa itu mengguncang zona gempa selatan Bengkulu-Lampung. Baru-baru ini, terjadi gempa di Bengkulu, tepatnya pada Kamis, 18 Februari 2021 pukul 17.43.09 WIB, dengan magnitudo 5,1.

Daryono menjelaskan, apabila dilihat dari peta seismisitas di Samudra Hindia selatan Bangkulu dan Lampung, maka akan tampak klaster pusat-pusat gempa yang mencolok, dengan gempa paling kuat yaitu Gempa Enggano magnitudo 6,3 pada Rabu (10/2) pukul 19.52 WIB.

Ia mengatakan, pada zona tersebut juga terjadi gempa kembar (doublet earthquake) dengan magnitudo 5,3 dan 5,5 pada Sabtu (13/2) pukul 11.18 WIB dan 11.30 WIB.

"Harapan kita semoga rentetan gempa signifikan yang mengguncang Bengkulu-Lampung ini segera berakhir, tetapi jika dalam beberapa hari ke depan masih berlanjut maka kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan, khususnya masyarakat pesisir Bengkulu, Lampung dan Pulau Enggano," katanya.

Jadikan Gempa Kuat Sebagai Peringatan Dini Tsunami

Daryono berpesan, masyarakat pesisir harus benar-benar memahami evakuasi mandiri dengan menjadikan gempa kuat di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Selain itu, masyarakat di pesisir juga harus segera menjauhi pantai apabila merasakan guncangan gempa kuat.

Menurut dia, cara tersebut efektif dalam meminimalkan jumlah korban jiwa bila suatu saat benar-benar terjadi tsunami, seperti yang dilakukan masyarakat Pulau Simeulue, Aceh dengan warisan kearifan lokal yang disebut "smong" yang sudah ratusan tahun diterapkan dalam menghadapi tsunami.

Daryono mengatakan "smong" harus diadopsi oleh masyarakat yang bermukim di pantai rawan tsunami. "Meskipun kita kemungkinan juga akan dihadapkan kepada kenyataan bahwa gempa kuat yang terjadi belum tentu memicu tsunami, tetapi inilah kesiapsiagaan yang harus dilakukan agar kita dapat selamat dari tsunami," tambah dia.

Selain wilayah Bengkulu dan Lampung, beberapa zona aktif gempa yang perlu dicermati berdasarkan data aktivitas seismisitas sejak 1 Januari 2021 maupun berdasarkan aktivitas seismisitas 20 hari terakhir yaitu Aceh, Nias, Selatan Jawa, Lombok, Sumbawa, Sumba, Luwu Timur, Morowali, Bolaang Mongondow, dan Laut Maluku.

Zona aktif ini masih dapat terus berlanjut, yang memungkinkan dan berpotensi terjadi gempa signifikan atau berakhir dan membentuk klaster zona aktif baru.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH