Menuju konten utama

Soal Matematika UNBK 2018 Dinilai Sulit dan Tidak Sesuai Kisi-Kisi

Dalam UNBK 2018 ini, soal matematika dinilai terlalu sulit dan tidak sesuai dengan kisi-kisi

Soal Matematika UNBK 2018 Dinilai Sulit dan Tidak Sesuai Kisi-Kisi
Siswa mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Tarcisius, Dumai, Riau, Rabu (3/5). Jumlah siswa peserta UNBK tingkat SMP di Kota Dumai sebanyak 4901 siswa dan waktu ujian digelar dalam tiga sesi pertemuan pada setiap mata pelajaran selama empat hari. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/kye/17

tirto.id - Soal matematika dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer 2018 dinilai menjadi soal yang banyak dikeluhkan siswa karena terlalu sulit dan tidak sesuai dengan kisi-kisi.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di Jakarta, Kamis (12/4/2018). Temuan FSGI itu merupakan hasil penelitian pada hari kedua sampai keempat UNBK SMA, baik di Jakarta maupun daerah lainnya.

"Keluhan dan laporan atas sulitnya soal Matematika ini juga disampaikan oleh siswa di laman komentar akun resmi Kemendikbud di media sosial Instagram dan telah tersebar di Twitter dan Facebook," kata Slamet Maryanto guru Matematika yang juga pengurus FSGI sebagaimana diberitakan Antara.

Keluhan soal Matematika terutama Matematika IPS tersebut terkait dengan jumlah dan cakupan materi tidak sesuai kisi-kisi, tidak sesuai dengan cakupan materi di simulasi UN dan uji coba UN, dan tidak sesuai kaidah penyusunan soal yang baik.

Slamet menjelaskan soal Trigonometri banyak keluar sejumlah enam soal, sementara di kisi-kisi hanya dua soal. Selain itu, soal isian singkat banyak soal yang tidak sama, ada yang empat ada yang lima ada yang tiga.

Andi Ainul siswa Kelas XII IPS di salah satu sekolah di Jakarta, membenarkan hal itu. Ia mencontoh soal yang belum dipelajari, seperti cotangen, matriks pecahan. Selain itu, Andi juga menuturkan terdapat soal yang salah pilihan jawabannya.

"Kami sangat kecewa dengan soal ini. Kami saja yang di Jakarta susah mengerjakannya, apalagi teman-teman di daerah. Semoga ke depan tidak terulang lagi. Kami hanya berdoa nilai UNBK kami tetap bagus," kata Andi.

Selain masalah soal Matematika, juga ada aduan kecacatan soal, seperti soal Biologi yang jawabannya tidak sesuai dengan soal, begitu juga untuk soal Kimia. Untuk UNBK Bahasa Arab, ada beberapa siswa yg soalnya hanya keluar 41 dari 50 soal.

Terkait kecacatan soal ini, Wasekjen FSGI Satriwan Salim mengatakan jika pemerintah ingin UNBK di seluruh sekolah, maka pemerintah harus menyiapkan fasilitas pendukung, sarana, komputer dan lain-lain secara maksimal.

Salim juga menilai penyelenggaraan UNBK terkesan dipaksakan dan kurang melihat wilayah Indonesia yg luas dan beragam. Ada daerah 3T (terluar, tertinggal dan terdepan) yang infrastruktur, sarana, fasilitas pendidikannya belum selengkap di kota besar.

Salim menjelaskan bahwa hal ini dulu yang mesti dibenahi. Kalau fasilitas dan segala macam sarana di sekolah sudah dipenuhi khususnya yang berbasis TIK, maka barulah dilaksanakan UNBK secara bertahap.

Salim merekomendasikan setahun ke depan pemerintah harus memprioritaskan pembenahan masalah tadi, termasuk pelatihan bagi calon proktor-teknisi agar lebih terampil. Apalagi, pekan depan para siswa SMP/MTs akan menghadapi UNBK. Ia juga menyampaikan jangan sampai masalah teknis ini terus saja berulang. Soal harus benar-benar sesuai try out dan kisi-kisi yang disampaikan jauh-jauh hari sebelum UNBK.

Baca juga artikel terkait UNBK 2018

tirto.id - Pendidikan
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani