Menuju konten utama

Soal KRI Nanggala Hilang, Prabowo Sebut Perlu Peremajaan Alutsista

Prabowo sebut TNI hadapi risiko dalam pengelolaan alutsista akibat lebih mengedepankan kesejahteraan rakyat di masa lalu.

Soal KRI Nanggala Hilang, Prabowo Sebut Perlu Peremajaan Alutsista
Menhan Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/9/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan kejadian KRI Nanggala sebagai bagian dari kompleksnya pengelolaan pertahanan negara sehingga menimbulkan bahaya bagi prajurit. Ia sebut TNI menghadapi risiko dalam menjalani pengelolaan alutsista akibat lebih mengedepankan kesejahteraan rakyat di masa lalu.

Dalam konferensi pers di Bali, Kamis (22/4/2021), Prabowo mengklaim, pemerintah memang berencana memodernisasi alutsista Indonesia, tetapi terhalang kebutuhan untuk publik.

"Kami sedang merumuskan pengelolaan pengadaan alutsista untuk lebih tertib, lebih efisien, tapi kita memang perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista kita memang karena keterpaksaan dan karena kita mengutamakan pembangunan kesejahteraan kita belum modernisasi lebih cepat," kata Prabowo.

Prabowo menuturkan, pemerintah lebih dulu mengedepankan rakyat sehingga TNI menggunakan alat yang ada seefektif mungkin. Akan tetapi, pengelolaan pertahanan, kata Prabowo, kompleks dan rumit sebab kegiatan pertahanan memerlukan teknologi tinggi, profesionalitas yang tinggi dan berbahaya.

Selain itu, TNI harus siap tempur dalam keadaan apa pun sehingga perlu latihan, sementara pengelolaan alutsista memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu, Prabowo menyebut insiden Nanggala sebagai salah satu bentuk risiko bekerja sebagai tentara.

"Saya tadi katakan alat apa pun dalam pekerjaan pertahanan negara di tiga matra menghadapi unsur bahaya yang sangat besar. Jadi kemungkinan kecelakaan di darat, laut, udara itu adalah way of life daripada tentara. Risiko pekerjaan TNI, ya menghadapi bahaya setiap hari," kata Prabowo.

"Jangankan latihan perang, latihan biasa atau patroli biasa saja sudah mengandung bahaya. Ada kapal yang kena ombak sangat keras yang pecah di tengah laut. Ini bukan latihan, patroli biasa menghadapi ini matra semua ini mengandung bahaya," kata Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo mengatakan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan kepadanya untuk membentuk master plan atau rencana induk pertahanan. Kementerian Pertahanan bersama para pimpinan TNI kini tengah menyusun dan memperbaiki rancangan pertahanan. Ia pun menyebut rancangan pertahanan baru ini akan segera disampaikan dalam waktu dekat.

"Insya Allah dalam 2-3 minggu ini kami akan bersama dengan Panglima TNI dan kepala staf kami rampungkan dan akan kami sampaikan kepada Bapak Presiden, tapi intinya memang kita akan investasi lebih besar tanpa mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan," kata Prabowo.

Baca juga artikel terkait KRI NANGGALA 402 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz