Menuju konten utama

Soal Kemenag Hadiah untuk NU, Menag: Itu Motivasi Internal Santri

Menag memastikan bahwa Kemenag tidak diperuntukkan hanya untuk NU.

Soal Kemenag Hadiah untuk NU, Menag: Itu Motivasi Internal Santri
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pemaparan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/5/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id -

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa pernyataannya soal Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah untuk Nahdatul Ulama (NU) sebenarnya ditujukan kepada internal guna memberi memotivasi pada para santri dan pesantren.

Sebab, saat itu Yaqut menyampaikan pernyataan itu dalam forum internal keluarga besar NU untuk santri dan pesantren.

“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” kata Yaqut di Solo, Senin (25/10/2021).

Ketua GP Ansor itu menjelaskan, memberi semangat kepada NU di forum internal itu wajar. "Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” klaimnya.

Dia pun memastikan bahwa Kemenag tidak diperuntukkan hanya untuk NU. Buktinya, kata Yaqut, Kemenag memberikan afirmasi kepada semua agama. “Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja,” tegasnya.

Bahkan, lanjut dia, di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. "Itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU,” tuturnya.

Kemudian Yaqut menambahkan karakter dasar dan jatidiri NU adalah terbuka dan inklusif. NU hadir untuk memberikan dirinya bagi kepentingan dan maslahat yang lebih besar.

“Karena keterbukaan dan mengedepankan kemaslahatan itu sifat dasar NU,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait MENAG atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari