Menuju konten utama

Soal Kemacetan Tol Layang Japek, Menhub: Itu Euforia Saja

Dalam pandangan Menhub, Tol Layang Japek tak bisa disebut gagal. Kemacetan disebabkan karena euforia masyarakat yang tinggi.

Soal Kemacetan Tol Layang Japek, Menhub: Itu Euforia Saja
Sejumlah kendaraan melintasi Tol Layang (Elevated) Jakarta-Cikampek II di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/12/2019). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/aww.

tirto.id - Kemacetan parah terjadi di Tol Layang Jakarta-Cikampek pada Sabtu, 21 Desember 2019. Tol layang yang seharusnya dimaksudkan untuk mengurai kemacetan, justru menjadi sumber kemacetan baru.

Terkait hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kemacetan terjadi karena euforia masyarakat menggunakan tol tersebut.

“Itu euforia masyarakat saja, contohnya saya jual martabak, martabaknya enak orang pada datang, banyak orang yang beli dalam satu jam sudah habis, masa saya dibilang gagal,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers usai pameran foto di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (23/12/2019).

“Japek saya pikir sejauh ini baik. Kalaupun kemarin terjadi suatu lonjakan karena memang euforia atau ekspektasi orang untuk menggunakan itu tinggi sekali,” tambahnya, seperti dilansir Antara.

Ia menjelaskan dengan adanya tol tersebut bisa mempercepat waktu tempuh kendaraan, contohnya Jakarta-Bandung dari empat jam menjadi tiga jam.

“Mengapa saya katakan bagus? Karena sekarang ini rata-rata Jakarta Bandung sekarang sudah 3 jam 3,5 jam sebelumnya empat jam. Lebih banyak yang mengatakan oke,” katanya.

Namun, lanjut dia, dalam waktu hingga tiga bulan ke depan ini pihaknya akan mengevaluasi kekurangan-kekurangan dalam pengoperasian Tol Japek layang tersebut.

“Jadi kita evakuasi, kita perbaiki kekurangan-kekurangan Insya Allah dalam waktu tiga bulan ini akan selesai sehingga menjadi baik,” katanya.

Budi mengusulkan akan membatasi pergerakan kendaraan yang melintasi tol layang tersebut.

“Nantinya kita lihat. Kita akan batasi orang yang naik ke atas, saya yakin oke. Jadi saya tinggal akan mengawasi. Kalau sudah sekian ribu lebih saya batasi,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan Tol Japek Layang belum memenuhi ekspektasi masyarakat sebagai solusi kemacetan jalur yang hampir setiap hari sangat padat tersebut mengingat pada Sabtu (21/12) tol layang Cikampek macet total selama dua jam, dan akhirnya arus lalin menuju tol layang ditutup sementara.

“Ini artinya saat tol layang Cikampek dibangun tidak mempertimbangkan berbagai kemungkinan, termasuk jika ada kendaraan mogok di tol layang. Ini bisa jadi petugas tol tidak sigap mengatasi masalah saat terjadi kendaraan mogok, dan volume trafik sedang tinggi tingginya,” katanya.

Untuk itu, YLKI mendesak agar pemerintah Kemenhub dan kepolisian mengevaluasi total management traffic saat libur akhir pekan panjang seperti Natal dan nanti libur Idul Fitri.

“Selain itu perlu dipertimbangkan adanya emergency exit, misalnya di km 25, sehingga pengguna tol tidak tidak tersandera di jalan tol selama berjam jam. Ini bisa membahayakan keamanan dan keselamatan pengguna tol. Jangan sampai tol layang ini jadi produk gagal,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait TOL LAYANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti