Menuju konten utama

Soal Doa Neno Warisman, Ma'ruf Amin: Pilpres Kok Kayak Perang Badar

Menurut Maruf dengan diucapkannya doa Neno itu maka sama saja ia dan Jokowi serta masyarakat yang mendukung Jokowi-Ma'ruf dianggap sebagai kaum kafir.

Soal Doa Neno Warisman, Ma'ruf Amin: Pilpres Kok Kayak Perang Badar
Calon Wakil Presiden nomor urut satu, Ma'ruf Amin (kiri) menyalami warga saat meninggalkan lokasi acara Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/2/2019) malam. KH Ma'ruf Amin berkunjung ke Makassar dalam rangka safari politik dan melakukan pertemuan dengan tokoh agama di Sulsel. ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/pras.

tirto.id - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin heran dengan doa yang dibacakan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Kawasan Monas, Jakarta, Kamis (21/2/2019) malam.

Ia heran lantaran doa tersebut seperti menyamakan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dengan Perang Badar. Perang Badar yakni saat Nabi Muhammad memimpin pasukan muslim yang berjumlah 319 orang bersenjata seadanya berhadapan dengan seribuan musuh bersenjata lengkap yang berusaha mengenyahkan kaum muslimin.

"Pertama kok Pilpres kok jadi kayak Perang Badar. Perang Badar itu kan perang habis-habisan. Hidup mati. Kita kan hanya memilih pemimpin," ujar Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (23/2/2019).

Menurut Maruf dengan diucapkannya doa seperti itu maka sama saja ia dan Jokowi serta masyarakat yang mendukung Jokowi-Ma'ruf dianggap sebagai kaum kafir.

"Kedua, menempatkan posisi yang lain sebagai orang kafir. Masa Pak Jokowi dengan saya dianggap orang kafir. Itu sudah tidak tepat. Menyayangkan lah, kita kan Pilpres bukan Perang Badar," jelasnya.

Ma'ruf bahkan setuju bila Badan Penhawas Pemilu (Bawaslu) melakukan penelusuran terhadap acara tersebut, apakah ada unsur kampanye atau tidak termasuk soal ada tidaknya pelanggaran kampanye. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan agar aksi massa 212 tidak dipolitisasi pada Pemilu 2019.

"Oh bagus [bila diusut Bawaslu]. Supaya jangan sampai 212 itu dijadikan kendaraan politik. Itu bagus Bawaslu menyelidiki itu," ucapnya.

Sebelumnya, pembacaan puisi menyerupai doa oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN)Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman menjadi ramai diperbincangkan di media sosial.

Neno membacakannya dalam acara Munajat 212 yang digelar di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (21/2/2019) di hadapan masyarakat yang didominasi sebagai pendukung Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Yang membuat ramai yakni saat mantan musisi itu mengucapkan kalimat "Karena jika Engkau tidak menangkan, Kami Khawatir ya Allah, Kami Khawatir ya Allah, Tak ada lagi yang menyembah-Mu"

Sontak apa yang diucapkan Neno Warisman itu dianggap sebagian masyarakat mengancam Tuhan. Selain itu, kalimat-kalimat yang diucapkan Neno juga sarat mengandung unsur politis.

Baca juga artikel terkait MUNAJAT 212 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Irwan Syambudi