Menuju konten utama

Soal 25 Klaster COVID PTM, Disdik & Dinkes DKI Akui Belum Tahu

Soal 25 klaster COVID-19 di 610 sekolah saat PTM terbatas yang dilaporkan oleh Kemendikbud-ristek, Disdik DKI masih koordinasi dengan Dinkes.

Soal 25 Klaster COVID PTM, Disdik & Dinkes DKI Akui Belum Tahu
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di dalam kelas SDN Kebayoran Lama Selatan 17 Pagi, Jakarta, Rabu (25/8/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

tirto.id -

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI mengaku belum mengetahui perihal 25 klaster COVID-19 di 610 sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang dilaporkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Belum ada kalau kasus klaster di kami. Makanya kami agak kagek mendengar, jadi langsung berkoordinasi dengan Dinkes," kata Kepala Bidang SMP-SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Putoyo di Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Laporan Kemendikbud soal 25 klaster di DKI berawal dari situs web sekolah.data.kemdikbud.go.id tertera data survei per 22 September 2021. Berdasarkan data dari 897 responden sekolah yang mengisi survei tersebut, diketahui terdapat 25 klaster.
Dari 25 klaster tersebut, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan klaster PTM terbanyak, yakni 8 klaster. Sedangkan Jakarta Timur 6 klaster, Jakarta Utara 5 Klaster, Jakarta Selatan 5 klaster dan 1 klaster di Jakarta Pusat.
Sedangkan total pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang tercatat positif COVID-19 mencapai 227 kasus. Kemudian siswa atau peserta didik yang terpapar Covid-19 dan berstatus positif terhitung 241 kasus.
Putoyo mengakui Disdik DKI memang tengah mendata siswa yang terpapar COVID-19. Namun, dia tak menyebutkan secara rinci berapa banyak siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Tapi kan definisi klaster itu kan dari Dinas Kesehatan sebetulnya harus ada satu [terkonfirmasi COVID-19], kemudian menularkan kepada beberapa itu baru namanya klaster. Kalau cuma ketemu satu, kan bukan klaster namanya," terangnya.
Kemudian dia juga menuturkan siswa dan guru yang dinyatakan positif COVID-19 belum tentu terpapar di sekolah pada saat PTM terbatas. Jika ditemukan gejala atau dinyatakan positif COVID-19, Disdik DKI pastinya langsung berkoordinasi dengan Dinkes DKI dan dilarikan ke Puskesmas untuk dilakukan tracing.
"Karena memang sumbernya bisa jadi bukan dari PTM, dari masyarakat, dan itu pun harus ditemukan juga oleh Dinkes untuk tracing," tuturnya.
Dirinya mengatakan pada uji coba PTM April lalu memang ditemukan klaster COVID-19 di sejumlah sekolah. Sehingga Pemprov DKI memutuskan untuk menghentikan PTM terbatas sementara waktu.
Namun, selama dihentikan hingga sekolah dibuka kembali Agustus lalu, Putoyo mengaku belum menemukan klaster COVID-19 di sekolah. "Enggak ada, belum ada klaster di sekolah," ujarnya.
Disdik DKI mengatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI soal temuan klaster di 25 sekolah tersebut. Sebab, kedua instansi itu belum memiliki data rinci.
Setelah melakukan pertemuan, Disdik DKI juga akan bertemu dan menanyakan langsung kepada Kemendikbud-Ristek di mana saja sekolah yang menjadi klaster penyebaran virus Corona.
"Tadinya sedang kita coba telusuri karena memang kami tidak mendapatkan itu [25 klaster] selama kita melaksanakan PTM terbatas ini," ucapnya.
Senada dengan Disdik DKI, Dinkes DKI juga menyatakan belum mendapatkan informasi terkait 25 klaster COVID-19 selama proses PTM di sekolah. Pihaknya akan mengecek informasi itu terlebih dahulu.
"Tapi sekali lagi, kita belum diberikan info atau masih dalam proses melakukan investigasi bersama dengan disdik," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (22/9/2021).
Ia mengatakan selama PTM berlangsung memang ditemukan kasus positif Covid-19. Dirinya menjelaskan pada saat PTM dimulai, kasus Covid-19 bisa berasal dari mana saja. Menurutnya, kasus itu bisa jadi berasal dari keluarga maupun dari interaksi di jalanan.
"Tapi sekali lagi, kami belum diberikan info atau masih dalam proses melakukan investigasi bersama dengan Disdik," tuturnya.

Baca juga artikel terkait PEMBELAJARAN TATAP MUKA 2021 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri