Menuju konten utama

SKK Migas Targetkan Produksi Minyak 1 Juta Barel Per Hari pada 2030

Dengan 54 cekungan yang diekplorasi tersebut saat ini produksi minyak Indonesia baru 750 ribu barel per hari.

SKK Migas Targetkan Produksi Minyak 1 Juta Barel Per Hari pada 2030
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memberikan keterangan kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (26/11/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menargetkan produksi minyak Indonesia pada 2030 dapat mencapai satu juta barel per hari.

Mantan Direktur Utama PT Pertamina itu mengatakan target tersebut bisa diwujudkan mengingat potensi minyak di Indonesia sangat besar. Dari 128 cekungan migas, kata dia, belum ada setengahnya yang dieksplorasi.

"Sekarang yang dieksplor baru 54 cekungan, jadi masih ada 74 cekungan," kata Dwi saat membuka acara Joint Convention Yogyakarta 2019 di Hotel Tentrem Yogyakarta, Selasa (26/11/2019).

Dengan 54 cekungan yang dieksplorasi tersebut, saat ini produksi minyak Indonesia baru 750 ribu barel per hari. Oleh karena itu, saat ini SKK Migas sedang berupaya agar produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari.

Namun Dwi mengakui untuk meningkatkan produksi dan melakukan eksplorasi terhadap 74 cekungan migas membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

"Kami membutuhkan investor-investor yang mempunyai kekuatan finansial karena ini napasnya harus panjang," ujarnya.

Dwi berharap Joint Convention Yogyakarta 2019 yang mempertemukan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) ini dapat muncul ide-ide untuk peningkatan produksi migas.

Dwi menjelaskan untuk produksi Gas Blok Masela yang akan dioperasikan akan menambah produksi 9,5 juta ton pertahun LNG dan 150 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

“Sedang minyak kita sedang mencari cadangan-cadangan untuk bisa mengangkat dan targetkan 2030 kita bisa kembali 1 juta barel per day. Sekarang ini 750 ribu ya,” kata Dwi.

Dalam kesempatan yang sama Dwi juga mengomentari soal terpilihnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. Ia optimistis masuknya Ahok akan membawa hal positif terutama dalam meningkatkan produksi minyak Pertamina.

Dwi menilai Ahok adalah sosok memiliki keberanian, dan hal itu menurutnya sangat dibutuhkan oleh Pertamina dalam mewujudkan target perusahaan pelat merah tersebut.

Dwi melihat banyak infrastruktur yang selama ini masih sering jadi wacana tapi belum terlaksana. Sehingga kehadiran Ahok di Pertamina diharapkannya menjadi penggerak ide-ide baru dan untuk mengeksekusi wacana.

"Saya kira tindakan-tindakan semacam itu yang dibutuhkan supaya membuat Pertamina bisa jaya," ujar dia.

Baca juga artikel terkait PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan