Menuju konten utama

Skandal Facebook: Youtube dan Google Dinilai Butuh Disidang Juga


“Saya rasa dua perusahaan berikutnya yang harus ada di kursi panas adalah YouTube, divisi Google, dan yang satu lagi antara Twitter atau Reddit.”

Skandal Facebook: Youtube dan Google Dinilai Butuh Disidang Juga
CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna di Capitol Hill di Washington, AS, Rabu (11/04/2018). REUTERS / Aaron P. Bernstein

tirto.id - Mark Zuckerberg pekan ini menjadi tajuk utama karena menjalani sidang selama dua hari berturut-turut untuk memberikan keterangan pada anggota Kongres Amerika Serikat terkait kebocoran data 87 juta pengguna Facebook.

CTO Brainlink International, Raj Goel turut menanggapi skandal tersebut dengan menyatakan bahwa terdapat perusahaan lain yang butuh ditempatkan di kursi panas persidangan.

“Saya rasa dua perusahaan berikutnya yang harus ada di kursi panas adalah YouTube, divisi Google, dan yang satu lagi antara Twitter atau Reddit,” kata Raj Goel, dilansir dari FOX Bussiness.

Spesialis keamanan siber ini menyatakan Google juga melakukan penambangan data dan profil persis seperti yang Facebook lakukan.

“YouTube sangat sangat aktif digunakan oleh kampanye bermuatan disinformasi, politik maupun penipu,” kata Goel.

Menurut Goel, Twitter sama seperti Facebook dan Google, namun, Twitter tidak melakukan cukup aksi memerangi disinformasi karena khawatir akan kehilangan aset utamanya, yakni akun pengguna.

Terhadap sidang Zuckerberg, Goel memberi nilai B minus atas penampilannya selama dua hari, dan D minus untuk kejujuran dan transparansi.

"Dia berbohong dengan baik. Dia berulang kali menyatakan pengguna memiliki kontrol terhadap informasi. Tidak, coba saja hapus akun Facebook Anda," kata dia.

Zuckerberg selama total 10 jam dalam dua hari kemarin telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari hampir 100 pembuat kebijakan Amerika Serikat.

Zuckerberg menangkis pertanyaan-pertanyaan tentang seberapa besar kendali orang pada data-data mereka di jaringan media sosial terbesar di dunia itu tanpa kesalahan, dan menghindari dipojokkan untuk mendukung regulasi baru pemerintah.

Dilansir Reuters sebagaimana diberitakan Antara, dalam satu sesi pada sidang kedua di hadapan Komite Energi dan Perdagangan parlemen, Zuckerberg melemahkan pernyataan sendiri dengan menyatakan bahwa dia merupakan salah satu dari 87 juta pengguna Facebook yang datanya digunakan oleh konsultan politik Cambridge Analytica. Namun dia tidak menyampaikan rincian mengenai hal itu.

Pengakuan bahwa Zuckerberg sendiri sebagai pendiri Facebook tidak bisa melindungi datanya sendiri melemahkan pernyataan-pernyataannya di pengadilan sebelumnya.

Hal ini menggarisbawahi masalah Facebook dan menjadikan para pembuat kebijakan skeptis bahwa pengguna bisa dengan mudah menjaga informasi mereka. Hal ini juga menggugurkan pernyataan yang semula dijelaskan bahwa legislasi lebih lanjut untuk mengatur Facebook tidak diperlukan.

Baca juga artikel terkait SKANDAL FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani