Menuju konten utama

Sistem Sekolah Lima Hari Dinilai akan Memberatkan Madrasah

Menag Lukman Hakim meminta sekolah berhak memilih untuk menerapkan kebijakan lima hari sekolah atau tidak.

Sistem Sekolah Lima Hari Dinilai akan Memberatkan Madrasah
Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berorasi dan membentangkan spanduk saat berunjuk rasa menolak rencana Kemendikbud menerapkan kebijakan "full day school" di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/6). ANTARA FOTO/R. Rekotomo

tirto.id - Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menilai, apabila kebijakan sekolah lima hari tetap diterapkan dan diwajibkan kepada seluruh lembaga pendidikan, maka akan banyak pihak yang keberatan.

Pihak yang keberatan itu khususnya, di kalangan madrasah diniyah atau pondok pesantren (ponpes) yang telah mengembangkan pola pendidikan puluhan tahun yang lalu.

"Madrasah diniyah dan ponpes kita, para kiyai, ulama kita akan sangat berkeberatan karena kebijakan itu akan mempengaruhi sistem pendidikan dan pengajaran yang telah dikembangkan di ponpes selama puluhan tahun," ucap Menteri Lukman seusai meresmikan Gedung Fakultas Ekonomika dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Selasa (8/8/2017).

Baca juga: Mendikbud Tegaskan Tetap Ajukan Kebijakan Full Day School

Oleh karena itu, ia berharap kebijakan sekolah lima hari atau full day school tidak dipaksakan diterapkan secara merata ke seluruh sekolah. "Saya berharap mudah-mudahan itu bukan kebijakan yang harus diwajibkan secara merata," katanya, sebagaimana dikutip dari Antara.

Namun, jika kebijakan itu tetap diterapkan, maka, menurut Lukman, sekolah, siswa, bahkan wali murid harus diberikan keleluasaan untuk memilih apakah bersedia menerapkan program tersebut atau tidak.

"Saya kira itu akan lebih arif daripada dipaksakan, namun kenyataannya mendapatkan resistensi sangat tinggi," kata dia.

Menurut Lukman, pemerintah sebetulnya tidak pernah menekankan sekolah lima hari, melainkan lebih menekankan pada penguatan pendidikan karakter. Sebab kebijakan itu, ia sadari tetap akan mendapatkan pertentangan di kalangan madsarah dan pondok pesantren.

Baca juga: Konsep Lima Hari Sekolah Menurut Mendikbud

"Itu yang ditekankan sesungguhnya adalah penguatan pendidikan karakter. Poinnya bukan pada lima hari sekolah," ujarnya, menegaskan.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggulirkan kebijakan sekolah lima hari atau yang dikenal dengan istilah Full Day School. Ide itu langsung mendapatkan banyak penolakan mulai dari DPR, KPAI, psikolog, pengamat pendidikan, hingga petisi online.

Saat diterapkan nanti, Full Day School akan membuat siswa pulang sekolah sore hari yaitu jam 17.00. Tapi seluruh siswa akan serentak diliburkan pada hari Sabtu dan Minggu. Upaya tersebut diwacanakan untuk meningkatkan pendidikan karakter. Basisnya ialah kejujuran, toleransi, disiplin, hingga rasa cinta Tanah Air.

Baca juga artikel terkait FULL DAY SCHOOL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra