Menuju konten utama

Sisa Cadangan Beras Bulog Masih 2,1 Juta Ton untuk Tahun 2019

"Ini merupakan CBP [cadangan beras pemerintah] terbesar yang pernah dikelola BULOG dalam lima tahun terakhir," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Sisa Cadangan Beras Bulog Masih 2,1 Juta Ton untuk Tahun 2019
Pekerja mengangkut karung beras Bulog di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (24/5/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id -

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog tercatat masih cukup besar hingga tutup tahun 2018 lalu. Dari total pengadaan beras sebanyak 3,2 juta ton di tahun tersebut, Bulog masih menyimpan beras sebanyak 2,1 juta ton untuk didistribusikan di tahun 2019.

"Ini merupakan CBP terbesar yang pernah dikelola BULOG dalam lima tahun terakhir," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dikutip dari siaran resmi yang diterima Tirto, Kamis (3/1/2019).

Sepanjang 2018, realisasi penyerapan beras Bulog tercatat mencapai sekitar 1,5 juta ton dari target yang dipatok sebesar 2,2 juta ton. Penyerapan itu juga dilakukan antara lain untuk bantuan sosial Rastra dan penyaluran bantuan pangan untuk korban bencana alam.

Selain itu, ada pula penyerapan untuk memenuhi pasokan program BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai), serta menjual komoditas pangan pokok murah berkualitas melalui berbagai saluran komersial Bulog.

Penyaluran Bansos Rastra, menurut Budi, mencapai 1,2 juta ton. Sementara pengelolaan CBP untuk Operasi Pasar dan stabilisasi harga sebanyak 544 ribu ton--terbesar selama sepuluh tahun terakhir.

"CBP bencana alam sebanyak 6.953 ton yang diantaranya digunakan untuk korban bencana alam di Palu Donggala (Sulawesi Tengah), dan Lombok (NTB)," imbuhnya.

Selain beras, stok akhir di tahun 2018 untuk komoditas lainnya di Perum Bulog antara lain gula pasir sebanyak 477 ribu ton, jagung 53 ribu ton, daging kerbau 5,8 ribu ton, serta minyak goreng 2,6 ribu kiloliter.

Baca juga artikel terkait BERAS BULOG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri