tirto.id - Drama India Silsila memasuki episode 40 dan tayang di ANTV pada Sabtu (21/9/2019) pukul 10.30 WIB. Episode kali ini, Ishan meminta Mauli untuk menjadi istrinya. Mauli menerima lamaran itu setelah 3 tahun Ishan memintanya.
Sesampainya Mauli di rumah, ibu bertanya kepadanya apakah ia makan malam bersama Kunal. Mauli menjawab tidak, ia bersama Misthi dan Ishan.
Mauli menjelaskan, Kunal hari ini sudah bahagia bersama putri kecilnya, Pari. Mauli juga bahagia bersama Misthi. Mauli meminta pada ibu dan nenek untuk tidak mengungkit lagi soal Kunal.
“Ibu, nenek, saya memutuskan untuk menikah dengan Ishan," ucap Mauli.
Nenek tersenyum, ia tak percaya, Ishan berada di pintu, mendengar apa yang baru saja Mauli katakan. Melihat kedatangan Ishan, mauli menghapus air matanya dan menghampiri Ishan. Mauli menarik Ishan dan memegang tanggannya.
"Kemarilah, yang merupakan anak paling cantik di dunia,” kata Mauli pada Ishan.
“Misthi," jawab Ishan.
“Siapa yang ingin kamu nikahi?” tanya Mauli.
“Kamu," jawab Ishan beberapa saat kemudian. Ibu dan nenek tercengang.
“Ishan, aku menerima itu," jawab Mauli.
Ibu dan nenek tersenyum.
“Aku menerima permintaan itu yang tiga tahun aku tunda, aku ingin menikah denganmu," lanjut Mauli pada Ishan.
Ishan langsung saja memeluk ibu dan nenek setelah Mauli bersedia menikah dengannya.
Mauli pusing, ia melangkah mundur dan hampir saja terjatuh. Ishan bertanya pada Mauli apakah ia baik-baik saja. Mauli menjawab bahwa ia baik-baik saja.
Di kamarnya, Kunal menatap fotonya bersama Nandini. Ia bercerita bahwa hari ini Kunal bertemu dengan nenek, ibu dan Mauli.
“Jika kau berada di sini, kau pasti akan menangis bahagia," lanjut Kunal dengan masih melihat foto berduanya dengan Nandini.
Kunal melanjutkan ceritanya, bahwa ibu tak berhenti menangis ssaat Kunal datang, nenek memanggilnya dengan panggilan sayang, dan Mauli sangat bahagia dan memiliki suami yang perhatian.
Sesaat kemudian, Pari menghampirinya dan bertanya apakah ayahnya bercerita pada ibunya tentang Misthi? Kunal menjawab iya.
“Jika ibu ada di sini, pasti akan berteman baik dengan ibunya Misthi," ujar Pari pada Kunal dengan memegangi foto ibunya di kalung yang dipakai.
Kunal teringat kebersamaan Nandini dan Mauli beberapa tahun silam, saat mereka sangat dekat. Kunal menahan tangis dan mencoba tersenyum lalu memegangi pundak Pari. Pari kembali menceritakan tentang Mauli dan Misthi, tak terkecuali Ishan.
“Ucapkan selamat malam pada ibu," pinta Kunal pada Pari
“Malam, ibu," ucap Pari sembari memegangi kalungnya dan menatap foto ibunya.
Mauli berada di balkon rumah, ia terlihat gelisah. Sesaat kemudian Ishan mendekatinya. Mauli memalingkan muka dan melangkah untuk pergi, namun bajunya tersangkut.
“Aku gila saat jatuh cinta padamu," ujar Ishan pada Mauli.
Ishan bertanya pada Mauli tentang Kunal, termasuk kenapa ia menerima lamaran Ishan setelah bertemu dengan Kunal. Mauli menjelaskan bahwa keputusannya itu tidak ada kaitannya dengan Kunal. Ia hanya ingin menikah dengan Ishan.
Di rumahnya, kunal duduk dan memegangi foto Nandini, ia mengingat saat makan bersama Ishan, Misthi dan Mauli. Saat Misthi hendak menyuapi Kunal, tetapi Mauli meminta Misthi untuk menyuapi Ishan saja. Kunal kembali bercerita pada Nandini bahwa Mauli sudah bahagia.
Di kamarnya, Mauli tak bisa tidur. Ia terbayang kebersamaan Kunal dan Nandini saat Kunal masih menjadi suaminya. Saat Kunal mengatakan padanya bahwa ia mencintai Nandini. Saat Kunal menceraikannya dan saat pertemuan pertamanya setelah menikah. Ia masih tak percaya bahwa Kunal kembali lagi dalam kehidupannya.
“Aku memiliki Pari dan Mauli memiliki Misthi, semoga Tuhan memberkatimu dan keluargamu,” ucap Kunal.
Di kamarnya, Mauli terduduk. Ia masih saja teringat tentang Kunal.
“Kau tak boleh melemahkanku,” ucap Mauli pada dirinya sendiri saat mengingat kembali tentang Kunal.
Ia pun mengambil foto saat bersama Ishan dan Misthi. Ia meyakinkan diri bahwa saat ini ada Ishan dalam hidupnya.
“Ayah biologis dari Misthi adalah Ishan. Iya Ishan," ucap Mauli.
“Selamat tinggal, Kunal," tukas Mauli.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
