Menuju konten utama

Sinopsis Novel "Laskar Pelangi" Karya Andrea Hirata

Sepuluh siswa SD Muhammadiyah Gantong diberikan julukan oleh guru mereka dengan nama "Laskar Pelangi".

Sinopsis Novel
Pengunjung mengamati koleksi foto dan barang pribadi penulis novel Laskar Pelangi Andrea Hirata di Museum Kata, Gantong, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Senin (19/12). Museum Kata merupakan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia yang dibangun oleh Andrea Hirata pada tahun 2012 sebagai bentuk kecintaannya akan kampung halamannya, Belitung. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/16.

tirto.id - "Laskar Pelangi" merupakan novel karya Andrea Hirata yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2005.

Secara garis besar, novel ini menceritakan kehidupan anak-anak daerah di Belitong (saat ini Provinsi Bangka Belitung).

Sinopsis "Laskar Pelangi"

Kisah ini dimulai dari rencana penutupan SD Muhammadiyah di Gantung, Belitung Timur.

Sebagai syarat perizinan kegiatan belajar mengajar, perlu setidaknya 10 siswa untuk angkatan tahun tersebut.

Andrea Hirata membuka cerita dengan memberikan ketegangan di awal. Menit-menit terakhir pendaftaran siswa tahun ajaran baru, jumlah pendaftar belum mencukupi standar siswa sebanyak 10 orang.

Kecemasan disuguhkan penulis dengan penggambaran pidato penutupan sekolah oleh Pak Harfan selaku kepala sekolah.

Melalui ketegangan ini muncul sesosok anak bernama Harun yang melengkapi jumlah siswa SD Muhammadiyah Gantong.

Karena murid yang terdaftar genap berjumlah 10 orang, sekolah dengan bangunan sederhana tersebut tetap diizinkan beroperasi.

Ke-10 anak ini kemudian diberikan nama oleh guru mereka, Bu Mus dengan nama "Laskar Pelangi".

Tokoh-tokoh dalam novel ini di antaranya: Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun.

Penokohan "Laskar Pelangi"

Andrea Hirata tidak hanya menyajikan kisah Ikal sebagai tokoh utama novel, tetapi juga menyuguhkan beragam kisah unik lain pada setiap anak-anak Laskar Pelangi.

Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama atau “aku” yakni Ikal.

Dalam novel ini, Ikal digambarkan sebagai anak pandai meskipun berada di urutan kedua setelah Lintang. Ikal memiliki ketertarikan terhadap sastra, terlihat dari kegemarannya menulis puisi.

Sisi memesona juga ditampilkan pada sosok Lintang, anak terpandai di kelas. Ayah Lintang merupakan nelayan miskin yang tidak memiliki perahu. Sementara jumlah anggota keluarganya tidak sedikit.

Lintang punya semangat belajar yang kuat. Ia harus menempuh perjalanan panjang menuju SD Muhammadiyah Gantong, hingga harus melewati kawasan buaya.

Lintang sangat pandai dalam matematika, tetapi cita-citanya terpangkas karena harus menafkahi keluarga setelh ayahnya meninggal.

Tokoh lain dalam novel ini adalah Mahar. Ia bertubuh ceking dan memiliki jiwa seni yang tinggi.

Selain itu ada pula A Kiong, satu-satunya keturunan Tionghoa di kelas itu. Ia digambarkan sebagai anak yang tidak tampan tetapi memiliki hati baik. A Kiong sangat menyukai Mahar.

Perjalanan di Dunia Penerbitan

Dilansir dari Ensiklopedia Kemendikbud, Laskar Pelangi merupakan novel pertama karya Andrea Hirata dari tetralogi "Laskar Pelangi".

Ketiga novel lanjutan yaitu "Sang Pemimpi", "Edensor", dan "Maryamah Karpov".

Dua tahun sejak diterbitkan, September 2005-November 2007, Novel "Laskar Pelangi" telah dicetak ulang hingga 14 kali. "Laskar Pelangi" juga berhasil mendapat predikat best seller di Indonesia dan Malaysia.

Pada tahun 2008, "Laskar Pelangi" diadaptasi menjadi film dengan menggunakan judul yang sama. Film ini disutradarai oleh Riri Riza serta diproduksi oleh Miles Film dan Mizan Production.

Lokasi syuting film pun disesuaikan dengan latar cerita novel yakni di Pulau Belitung. Tidak tanggung-tanggung, film ini menghabiskan dana sejumlah Rp8 Miliar untuk produksi.

"Laskar Pelangi" menyiratkan pesan tentang "seharusnya" tenaga pendidik berlaku.

Mendidik bukan hanya sekadar memberi intruksi atau komando, melainkan tindakan memberikan hati kepada siswa, karena setiap anak memiliki potensinya masing-masing.

Setiap potensi pada anak akan bersinar di masa depan bila diberikan kesempatan dan keteladanan.

"Laskar Pelangi" juga menyuguhkan kisah bahwa kemiskinan tidak selalu berkorelasi degan kebodohan atau kecerdasan anak.

Baca juga artikel terkait SINOPSIS NOVEL atau tulisan lainnya dari Anisa Wakidah

Kontributor: Anisa Wakidah
Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Aditya Widya Putri