Menuju konten utama

Sinopsis "Kuambil Lagi Hatiku", Film Karya PFN Usai Vakum 26 Tahun

"Kuambil Lagi Hatiku" merupakan film pertama PFN setelah "mati suri" selama 26 tahun, usai memproduksi "Pelangi di Nusa Laut" (1992).

Sinopsis
Poster kuambil lagi hatimu. Instagram/filmkuambillagihatiku

tirto.id - "Kuambil Lagi Hatiku" merupakan film karya perusahaan BUMN bidang perfilman, Produksi Film Negara (PFN).

Film arahan sutradara Azhar Lubis ini menceritakan tentang Sinta, perempuan berdarah India-Jawa yang diperankan oleh Lala Karmela.

Perempuan yang lahir dan besar di India ini sedang merencanakan pernikahannya dengan Vikash yang diperankan oleh Sahil Shah.

Pernikahannya tersebut direncanakan akan menggunakan tradisi India. Sinta dan Vikash diceritakan berasal dari keluarga yang terpandang di Kota Agra, India.

Saat sedang mempersiapkan pernikahannya, Sinta dikejutkan dengan kepergian ibunya, Widhi Malhotra yang diperankan oleh Cut Mini.

Ibunya pulang ke kampung halamannya di Indonesia tanpa alasan jelas, yang membuat Sinta dengan berat hati memutuskan untuk menyusul dan menemui ibunya ke Indonesia.

Kepergian ibunya membuat Sinta juga harus menunda acara pernikahannya di India.

Di tengah desakan keluarga Vikash untuk segera melangsungkan pernikahannya, Sinta justru mendapat masalah lain ketika sesampainya di Desa Borobudur, Indonesia, kampung halaman ibunya.

Sinta dikejutkan dengan kenyataan tentang akar jati dirinya dan rahasia kelam masa lalu sang ibu yang tak seindah dia bayangkan selama ini.

Melansir Antara, film ini menyajikan dialog berbahasa Jawa, kehidupan masyarakat Jawa yang terasa dekat, hubungan antarsaudara, dan diialog lemah lembut yang pada adegan tertentu dapat menuai tawa karena diucapkan dalam situasi yang kontras.

Selain dibintangi oleh Lala Karmela, Sahil Shah dan Cut Mini, film yang akan menampilkan kemegahan Borobudur dan Taj Mahal ini juga akan diisi dengan sederet nama lainnya, termasuk Ria Irawan, Dimas Aditya, Dian Sidik, Ence Bagus, Tarsan, Yati Pesek, dan Marwoto.

"Kuambil Lagi Hatiku" merupakan film pertama PFN setelah "mati suri" selama 26 tahun, usai memproduksi "Pelangi di Nusa Laut" (1992).

"Selama 26 tahun Perum PFN tidak memproduksi film. Rasanya seperti melahirkan anak, lega dan deg-degan," kata Direktur Utama Produksi Film Negara Mohamad Abduh Aziz pada 13 Maret 2019 dikutip Antara.

Baca juga artikel terkait SINOPSIS FILM atau tulisan lainnya dari Adrian Samudro

tirto.id - Film
Penulis: Adrian Samudro
Editor: Ibnu Azis