Menuju konten utama

Sinopsis Istirahatlah Kata-Kata, Film Biopik Wiji Thukul di TVRI

Sinopsis Istirahatlah Kata-kata yang tayang malam ini di TVRI

Sinopsis Istirahatlah Kata-Kata, Film Biopik Wiji Thukul di TVRI
Seorang pengunjung mengambil buku saku puisi karya Wiji Tukul yang dibagikan secara gratis saat digelar konfrensi pers pemutaran film 'Istirahatlah kata-kata' di Kantor Kontras Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/1). Film Istirahatlah Kata-kata yang akan diputar secara serentak di beberapa kota pada 19 Januari 2017 tersebut mengangkat sepenggal kisah hidup Wiji Thukul. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pd/17

tirto.id - Istirahatlah Kata-kata, film tentang masa-masa pelarian Wiji Thukul, akan tayang di stasiun televisi TVRI pada hari ini, Selasa (16/6/2020) pukul 21.30 WIB. Penayangan film ini bisa berubah sewaktu-waktu, sesuai kebijakan stasiun televisi.

Para pemeran yang bergabung di antaranya Gunawan Maryanto, Marissa Anita, Melanie Subono, Eduward Manalu, Davi Yunan, Arswendi Nasution, dan Rukman Rosadi. Istirahatlah Kata-kata berada dalam arahan sutradara dan penulis naskah Yosep Anggi Noen. Film ini rilis pada tahun 2017.

Sinopsis Istirahatlah Kata-kata

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang

Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

Maka hanya ada satu kata: lawan!

Apabila kita mendengar sajak tersebut, maka bayangan kita langsung lari menuju sosok Wiji Thukul. Dia merupakan seorang aktivis dan penyair yang hidup pada zaman rezim Soeharto. Kekuasaan selama lebih dari 30 tahun perlahan demi perlahan menutup kran demokrasi. Wiji Thukul salah satu aktivis yang melawan dengan caranya sendiri.

Berbagai puisi berisi sajak-sajak perlawanan dia ciptakan dan bacakan di depan umum. Sepertinya, hal yang dilakukan Wiji berdampak cukup luas di masyarakat, pemerintah terusik.

Dari sekian banyak sisi kehidupan Wiji, film ini mengambil fokus pada masa pelariannya. Sejak Wiji mulai dicari pihak penguasa, Wiji hidup dalam pelarian, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu pengorbanan Wiji yaitu dengan meninggalkan istrinya, Sipon, di Solo.

Dalam perjalanannya, Wiji sempat singgah di Pontianak dan daerah Sungai Kapuas Kalimantan Barat. Ini salah satu sisi kehidupan Wiji, salah satunya tentang ketakutan hidup dalam pelarian.

Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Yulaika Ramadhani