Menuju konten utama
Film

Sinopsis "Conversations with a Killer: The Ted Bundy Tapes"

Film “Conversations with a Killer: The Ted Bundy Tapes” yang bakal tayang di Netflix berasal dari kisah nyata tentang pembunuh sadis puluhan wanita.

Sinopsis
Ilustrasi pembunuhan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Film “Conversations with a Killer: The Ted Bundy Tapes” akan tayang di Netflix pada 24 Januari 2019. Melalui akun Youtube officialnya, Netflix telah mengunggah trailer serial dokumenter yang terdiri dari 4 bagian ini pada 14 Januari 2019 lalu. Berikut ini sinopsis singkatnya.

Disutradarai Joe Berlinger dan diproduksi oleh Radical Media bekerjasama dengan Third Eye Motion Picture, film ini berasal dari kisah nyata. Mengisahkan tentang pembunuh berantai dari Seattle, Amerika Serikat, bernama Theodore Robert Bundy atau yang lebih dikenal dengan nama Ted Bundy.

Selama dekade 1970-an, bahkan diperkirakan juga telah terjadi sebelumnya, Ted sering menyerang, menculik, memperkosa, bahkan membantai wanita dan gadis muda. Ted mengaku jumlah korbannya hanya 30 orang, namun diyakini kasusnya jauh lebih banyak dari itu.

Menurut deadline.com, “Conversations with a Killer: The Ted Bundy Tapes” bersumber dari 100 jam wawancara audio dengan dua jurnalis sebelum Ted dihukum mati pada 1980, selain ada pula buku dengan sumber dan judul yang sama.

Sebelum kejahatannya terbongkar, tidak ada yang menyangka bahwa Ted adalah pria yang kejam lagi sadis. The New York Times edisi 1978 menyebutkan bahwa Ted dikenal sebagai orang yang santun dan menyenangkan.

Penjahat Berkedok Malaikat

Ted tampak nyaris sempurna sebagai manusia. Ia mengasihi anak-anak, hormat kepada orangtua, gemar berpuisi, seorang pecinta alam, mahasiswa berprestasi, dan bahkan sering membantu polisi menangkap pencopet di jalan-jalan Seattle.

Ia juga pernah menyelamatkan nyawa seorang anak yang hampir tenggelam. Tak jarang pula, Ted memberikan perhatian dan motivasi kepada orang-orang yang putus asa. Maka tak heran, Ted Bundy adalah sosok inspiratif dan punya banyak penggemar.

Citra buruk semakin jauh dari Ted karena ia menjabat Asisten Direktur Komisi Pencegahan Kejahatan di Seattle. Ted juga sering menulis dan menyebarkan brosur untuk mencegah terjadinya kasus-kasus kriminal terhadap perempuan.

Tak diduga, fakta yang berhasil diungkap ternyata berkebalikan. Dalam persidangan, jaksa memaparkan serangkaian tindakan keji yang dilakukan Ted.

Ted, misalnya seperti yang dikatakan jaksa, pernah menyelinap ke lantai atas asrama mahasiswi di Florida, membunuh dengan keji empat gadis yang sedang tidur, bahkan memperkosa dan mencekik mereka.

Ada yang mengatakan bahwa Ted adalah pembunuh berantai paling banyak dalam sejarah Amerika dan Seattle. Namun, Ted berkilah dan justru beralasan bahwa ia adalah korban tragis dari kekusutan situasi di kota itu.

Ketika dihadirkan di persidangan, Ted tersenyum ramah kepada seluruh hadirin, termasuk hakim. Sama sekali tidak tampak raut muka pembunuh keji. Ted sangat santai di ruang sidang, bahkan sempat bercanda dengan wartawan bahwa ia bisa mendapatkan status bebas dengan jaminan.

Di akhir trailer, Ted berkata, “Namaku Ted Bundy. Aku tidak pernah membicarakan ini kepada siapapun, tapi aku mencari keuntungan untuk menceritakan kisah ini sebaik yang aku bisa.”

Baca juga artikel terkait SINOPSIS FILM atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Iswara N Raditya