Menuju konten utama

Sinopsis Can You Ever Forgive Me? yang Masuk Nominasi Oscar 2019

Can You Ever Forgive Me? bercerita tentang penulis bernama Lee Israel yang memalsukan surat-surat selebritas yang sudah meninggal.

Sinopsis Can You Ever Forgive Me? yang Masuk Nominasi Oscar 2019
Film can you ever forgive me. FOTO/imdb

tirto.id - Film Can You Ever Forgive Me? mendapat tiga nominasi Oscar 2019 untuk kategori Aktris Terbaik (Melissa McCarthy), Aktor Pendukung Terbaik (Richard E. Grant), dan Skenario Adaptasi Terbaik (Nicole Holofcener and Jeff Whitty).

Film yang diangkat dari kisah nyata ini rilis perdana pada 19 Oktober 2018 secara terbatas di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Can You Ever Forgive Me? bercerita tentang kehidupan penulis bernama Lee Israel (Melissa McCarthy) yang memalsukan surat-surat selebritas terkenal dunia yang sudah meninggal.

Israel sebenarnya salah satu penulis yang sukses di beberapa buku biografinya tentang aktris Tallulah Bankhead, jurnalis Dorothy Kilgallen, dan pengusaha kosmetik Estée Lauder.

Pada era 1980-an kesuksesan Israel meredup. Bukunya sepi peminat yang segaris lurus dengan keuangan yang menipis. Israel juga sudah tidak punya orang lain untuk membantunya, hanya Jack Hock (Richard E. Grant), seorang mantan narapidana.

Terdesak oleh kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya dokter hewan untuk kucingnya bernama Doris, Israel mulai memalsukan surat-surat, termasuk surat dari Noel Coward dan Edna Ferber. Modalnya cukup mesin tik tua dan riset di berbagai perpustakaan. Dia mendapatkan banyak uang dari tindakannya itu.

Suatu hari, seorang kolektor curiga terhadap salah satu surat Noël Coward. Dalam cerita sebenarnya, salah satu teman Coward yang juga seorang kolektor memperhatikan beberapa surat penulis drama yang dijual oleh Israel merujuk pada orientasi seksualnya.

Sementara, ketika masih hidup, Coward sangat bijaksana tentang kehidupan pribadinya. Bermula dari kecurigaan tersebut, Israel mulai diperiksa oleh Federal Bureau of Investigation (FBI).

Menurut salah satu laporan Time, awal mula keterpurukan Israel adalah saat dia menerbitkan biografi tentang Estée Lauder berjudul Estée Lauder: Beyond the Magic pada tahun 1985.

Lauder telah menawarkan sejumlah uang agar Israel tidak menulis biografinya, tapi Israel menolak. Lauder akhirnya menerbitkan memoarnya sendiri, yang semakin melemahkan penjualan buku Israel.

Seperti yang diceritakan dalam film, Israel mulai menjual surat untuk membayar perawatan kucingnya yang sakit. Saat meneliti sebuah artikel di Perpustakaan Seni Pertunjukan di Lincoln Center, Israel mengatakan dia mencuri tiga surat oleh Fanny Brice dan menjualnya seharga masing-masing 40 dolar AS.

Dia mengaku tidak merasa bersalah atas pencurian itu. Israel menulis bahwa surat-surat itu “berasal dari dunia orang mati. Doris dan aku masih hidup. "

Israel telah memalsukan lebih dari 400 surat, dan beberapa di antaranya masih beredar hingga hari ini. Dia akhirnya dibawa ke pengadilan oleh FBI dan dijatuhi hukuman enam bulan di bawah tahanan rumah dan lima tahun masa percobaan.

Dalam situs web Rotten Tomatoes, film karya sutradara Marielle Heller serta penulis Nicole Holofcener dan Jeff Whitty ini mendapat skor 8,2 dari 10. Sementara penonton menilai 4 dari 5.

Baca juga artikel terkait OSCAR 2019 atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dipna Videlia Putsanra