tirto.id - Avatar: The Legend of Aang tayang di stasiun Global TV hari ini, Jumat (24/4/2020) pukul 15.45 WIB. Jam tayang animasi ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Pada episode kali ini, Aang, Katara dan Saka masih berada di negara pengendali tanah. Mereka berkeliling dan menjelajah. Kemudian Aang, Katara dan Saka berkunjung ke tempat bibi Wu, seorang peramal.
Pertama bibi Wu meramal Katara. Bibi Wu mengatakan bahwa Katara akan menikah dengan lelaki yang hebat dan merupakan utusan yang kuat.
Sementara Saka merupakan pria yang akan banyak berjuang dan bersedih. Hal itu lantaran masalah pribadi. Sementara bibi Wu mengatakan bahwa Aang akan terlibat dalam sebuah pertempuran yang besar.
Dia akan terlibat dalam pertempuran antara kekuatan jahat dan baik. Aang merupakan penentu nasib dunia ke depannya.
Tidak hanya meramal masalah pribadi, bibi Wu juga meramal tentang kejadian alam. Setiap tahunnya, gunung Makampulu di desa tersebut meletus. Untuk memastikannya, mereka mengecek secara langsung.
Namun sejak bibi Wu datang 20 tahun yang lalu, nasib desa berada dalam ramalan. Tidak ada lagi pengecekan secara langsung.
Waktu itu, bibi Wu mengatakan bahwa desa tidak akan hancur oleh letusan gunung api tahun ini. Namun saat Aang sedang menuju ke gunung untuk mencari bunga lily langka, dia melihat bahwa gunung akan meletus. Kini Aang dan rekannya harus menyelamatkan desa.
Di sisi lain, Zuko dan pamannya sedang menemui seorang perempuan bayaran spesialisasi pencarian orang.
Perempuan itu mendapat tugas untuk mencari Aang. Kalung Katara yang berada di tangan Zuko menjadi alat untuk melacak bau mereka.
Di kemudian hari, Saka, Aang dan Katara akan bertemu dengan Buto, penduduk warga air yang sedang melakukan perjalanan.
Buto, Katara, dan Saka berasal dari suku air yang sama. Kala itu, Buto sedang menunggu pesan dari ayah Saka dan Katara. Pesan itu berisi peta keberadaan ayah Saka dan Katara. Mereka sudah berpisah dengan ayahnya sejak dua tahun lalu.
Hal itu akan menjadi dilema ke depan, mereka akan memutuskan untuk bertemu dengan ayahnya tercinta, atau mengantarkan Aang sebagai avatar ke kutub utara.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
