Menuju konten utama

Singapura-Malaysia Akhirnya Sepakati Aturan Baru Bandara Seletar

Singapura dan Malaysia akhirnya menyepakati soal aturan wilayah udara Bandara Seletar.

Singapura-Malaysia Akhirnya Sepakati Aturan Baru Bandara Seletar
Pengibaran bendera menggunakan helikopter dilakukan saat peringatan hari kemerdekaan Singapura. Getty Images/iStock Editorial

tirto.id - Sengketa perbatasan wilayah dan polemik aturan baru Bandara Seletar yang sedang dipermasalahkan Malaysia dan Singapura akhirnya berujung kesepakatan.

Area yang dimaksud adalah wilayah udara yang berada di atas Pasir Gudang.

Situs Channel News Asia melaporkan, Malaysia akan segera menangguhkan restricted area di wilayah udara di atas Pasir Gudang, sementara Singapura juga akan menangguhkan penerapan prosedur System Landing System (ILS) untuk Bandara Seletar.

“Penangguhan ini akan diberlakukan selama satu bulan dalam masa percobaan,” kata Menteri Luar Negeri Singapura dan Malaysia dalam Pers yang dilakukan pada Selasa, 8 Januari 2019 setelah pertemuan di Singapura untuk membahas masalah bilateral, termasuk sengketa yang sedang berlangsung mengenai wilayah udara.

Sementara itu, Menteri Transportasi kedua negara tersebut harus bertemu secepat mungkin untuk berdiskusi tentang area terbatas permanen di atas Pasir Gudang dan prosedur ILS untuk memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan sipil, tulis channelnewsasia.com, Rabu (9/1/2019).

"Kedua belah pihak menegaskan kembali komitmen mereka untuk menjaga hubungan vital antara kedua negara untuk meningkatkan hubungan bilateral, berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati," kata Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan dan Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah secara bersamaan.

Kedua menteri tersebut bersepakat tentang pentingnya menjaga situasi tetap tenang agar diskusi berlangsung kondusif.

Menyadur dari harian Asia One, ketidaksepakatan ini bermula ketika maskapai Malaysia Firefly menyatakan bahwa semua penerbangan ke Singapura akan ditangguhkan mulai 1 Desember, dimana seharusnya operasi penerbangan dipindahkan dari Changi ke Bandara Seletar, Jumat (23/11/2018).

Belakangan terungkap bahwa anak perusahaan Malaysia Airlines belum menerima persetujuan dari regulatornya, yaitu Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia untuk melakukan tindakan.

Malaysia keberatan dengan prosedur baru yang ditetapkan untuk Bandara Seletar dan mengklaim mereka akan memberlakukan pembatasan ketinggian yang akan mempengaruhi perkembangan di kota Pasir Gudang.

Singapura membantah hal tersebut dan mengatakan bahwa satu-satunya perubahan yang diperkenalkan oleh Instrument Landing System (ILS) adalah pilot akan dipandu dengan ground instrument sehingga pilot tidak lagi hanya bergantung pada penglihatan karena sistem baru tersebut memiliki kelebihan jalur pendaratan yang lebih akurat.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN BILATERAL atau tulisan lainnya dari Alifa Justisia

tirto.id - Politik
Penulis: Alifa Justisia
Editor: Yandri Daniel Damaledo